Maandag 25 November 2013

Tips Agar Kesan Pertama Awet!

Tips Agar Kesan Pertama Awet!

Post on 08-Jul-13
Oleh Agus Gunawan
Tips Agar kesan pertama  awet!
Pada artikel yang lain telah dibahas bagaimana memikat calon pembeli pada kesan pertama hanya dalam hitungan detik. Selanjutnya sangat penting untuk dapat mempertahankan sekaligus meningkatkan kesan positif terhadap lawan bicara atau calon pembeli.
Untuk mempertahankannya, cara yang tepat adalah memperbaiki bahasa tubuh anda saat berkomunikasi, presentasi atau menjual. Hal ini berdasarkan pernyataan para ahli pada abad ke 20. Seorang Julius Fast, dalam bukunya "Body Language" mengatakan bahwa tubuh tidak dapat berdusta. Artinya gerakan tubuh terlihat tulus dapat mendukung pesan anda secara mendalam. Lawan bicara akan tanpa sadar cenderung setuju dan menyukai, saat bahasa tubuh (nonverbal) disampaikan dengan benar. Bahasa tubuh yang disampaikan saat melakukan komunikasi akan memberikan pesan mendalam ke pikiran bawah sadar lawan bicara. Dengan demikian naluri lawan bicara kita (yang berasal dari pikiran bawah sadarnya) akan cenderung merasa aman untuk setuju dengan kita.




Berikut adalah Tips Agar kesan pertama awet yang dapat anda gunakan untuk menyampaikan kesan pertama secara mendalam dan mempertahankan kesan pertama yang baik.
  • Mempertahankan kontak mata selama beberapa detik membuat seseorang nampak lebih percaya diri. Terlalu sering menatap kebawah akan mengirimkan pesan tidak percaya diri pada lawan bicara. Jangan menatap mata lawan bicara terlalu lama, sesekali arahkan sejenak kearah lain.
  • Mengangkat alis pada saat orang lain berbicara memberikan kepercayaan dan menekankan sikap menerima.
  • Ekspresikan wajah anda, saat mendengarkan lawan bicara. Tindakan ini membuat lawan bicara makin merasa diterima dan dapat memberikan informasi penting yang kita butuhkan untuk memberikan penawaran yang tepat.
  • Sesekali miringkan kepala sedikit kekiri saat menanggapi lawan bicara. Gerakan seperti ini membuat orang lain merasa dipahami dan diperhatikan. Hal penting adalah perhatikan agar gerakan terjadi sealami mungkin dan dengan tenang.
  • Walaupun bahasa tubuh dominan, namun perhatikan juga cara bicara anda. Jaga agar vokal terucap dengan jelas, tidak terlalu cepat, dan gunakan warna suara yang lebih berwibawa. Untuk teknik vokal akan lebih baik bila anda bertemu dengan trainer yang dapat melatih langsung.
  • Gunakan gerakan tangan yang terbuka dalam menyampaikan pesan. Saat menunjuk tidak dengan jari telunjuk, tapi telapak tangan terbuka keatas.
  • Aturlah tatapan mata, agar menatap hanya sebatas bahu lawan bicara. Pada saat menatap muka, fokuslah hanya pada area segitiga antara kedua mata dan hidung lawan bicara.
  • Hindari menyalami dengan terlalu keras, mengenggam dengan 2 tangan saat bersalaman, meletakkan tangan dalam saku, sering memegang rambut atau sering merapikan penampilan.
  • Jagalah jarak bicara minimal tidak kurang dari 1 meter. Jarak bicara yang terlalu dekat dapat membuat lawan bicara (bisnis) tidak nyaman. Untuk presentasi dengan banyak audiens, usahakan agar anda memiliki jarak standar minimal 3 meter dengan audiens paling depan.
  • Kaki kanan yang sedikit maju kedepan pada saat bicara, dapat memberikan tambahan kesan bersemangat dan peduli.
  • Menempatkan tangan kanan di dada bagian kiri saat memperkenalkan diri atau menanggapi pesan yang positif, memberikan energy yang positif bagi lawan bicara. Gerakan ini akan membuat seseorang nampak lebih hangat dan bersahabat.
Demikian beberapa Tips Agar kesan pertama awet yang sangat penting untuk memperkuat dan menjaga kesan pertama terhadap lawan bicara. Semua teknik yang dipaparkan diatas dikondisikan pada hubungan bisnis dan untuk membangun kredibilitas anda dimata calon pembeli. Pelajari teknik ini bersama dengan orang lain untuk mendapat masukkan, agar pembelajaran berjalan maksimal. Usahakan untuk bertemu langsung dengan mereka yang sudah ahli untuk belajar secara langsung.
Sukses untuk anda!

Woensdag 06 November 2013



INTELIJENSI

Disusun
Oleh

Nama               : 1. Muhammad Shoheh
  2. Nurul Zakia Hulua
Jurusan            : PBA/A
Semester          : III
Mata kuliah     : Psikologi Pendidikan
Dosen              : 1. Drs.Thomas Helmy,M.Ag
                                                              2. Iin Yulianti,S.Ag,MA









FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
2010/2011


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................2
A.    Pengertian Inteligensi................................................................................3
1)      Hubungan inteligensi dengan kemampuan anak.................................
2)      Inteligensi tingkat tinggi & tingkat rendah..........................................
B.     Faktor yang mempengaruhi inteligensi.....................................................4
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA


PENDAHULUAN

Latar belakang

            Orang berpikir menggunakan pikiran ( intelek)-nya. Cepat tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung pada kemampuan Intelijensinya. Dilihat dari intelijensinya, kita dapat mengatakan seseorang itu pandai atau bodoh, pandai sekali/ cerdas (genius) atau pandir/idiot.
            Intelijensi ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu.
            William Stern mengemukakan bahwa intelijensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan. Pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelijensi seseorang.
            Kemudian Faktor –faktor yang mempengaruhi intelijensi seseorang, sehingga terdapat perbedaan intelijensi seseorang dengan yang lain ialah: pembawaan, kematangan, pembentukan, minat dan pembawaan yang khas, dan kebebasan.
            Dalam makalah ini kami akan memaparkan lebih jelas didalam bab pembahasan.

Rumusan Masalah
1.      Pengertian intelijensi?
2.      Faktor yang mempengaruhi intelijensi?


PEMBAHASAN
A.Pengertian Intelijensi
           
Dari berbagai sumber buku yang berbeda penulisnya, maka disini pemakalah akan menulis semua  pendapat yang berbeda-beda tentang pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi intelijensi.
            Menurut M. Ngalim purwanto, Intelijensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu. William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: Intelijensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuan.
            William stern berpendapat bahwa intelijensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan. Pendidikan atau pengaruh lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelijensi seseorang. Juga Prof.waterink seorang Mahaguru di Amsterdam, menyatakan bahwa menurut penyelidikannya belum dapat dibuktikan bahwa intelijensi dapat diperbaiki atau dilatih. Belajar berpikir hanya diartikannya, bahwa banyak pengetahuan bertambah akan tetapi tidak berarti bahwa kekuatan berpikir bertambah baik.
            Pendapat – pendapat baru membuktikan bahwa intelijensi pada anak-anak yang lemah pikiran dapat juga dididik  dengan cara yang lebih tepat ( lihat hasil penyelidikan Frohn) juga kenyataan membuktikan bahwa daya pikir anak-anak yang telah mendapat pendidikan dari sekolah, menunjukkan sifat-sifat yang lebih baik dari pada anak yang tidak bersekolah.
            Dari batasan yang dikemukakan diatas, dapat kita ketahui bahwa:
a.       Intelijensi itu ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan, perhatian, minat, dan sebagainya turut mempengaruhi intelijensi seseoarang)
b.      Kita dapat mengetahui intelijensi, dari tingkah laku perbuatan yang tampak. Intelijensi hanya dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung, melalui “ kelakuan intelijensinya”
c.       Bagi suatu perbuatan intelijensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir saja yang penting. Faktor-faktor lingkungan dan pendidikan pun memegang peranan.
d.      Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.

Menurut H.M.Alisuf sabri,Kemampuan inelijensi dalam fungsinya yang disebutkan bukanlah kemampuan ginetis yang dibawa sejak lahir, melainkan kemampuan hasil pembentukan atau perkaembangan yang dicapai oleh individu.
Seseorang menunjukkan intelijensinya ketika ia bertindak atau berbuat suatu situasi intelijen/cerdas atau bodoh, intelijensi seseorang dapat dilihat dalam caranya orang tersebut berbuat atau bertindak.selanjutnya Woodworth mengemukakan bahwa intelijensi itu erat hubungannya dengan “ intelek atau pengetahuan “, tetapi inteligensi itu bukan berarti merupakan kwantitas pengetahuan  yang dimilki seseoarang, melainkan inteligensi berkenaan dengan kwalitas intelek.
Inteligensi merupakan kemampuan intelektual yang berdaya guna untuk bertindak atau berbuat dalam suatu situasi atau dalam menyelesaikan suatu masalah atau tugas, misalnya menulis surat,mencatat, mengarang,menerima dan menyerap pelajaran, mempelajari buku, menghadapi ujian, memecahkan masalah.dalam  bertindak atau berbuat maka disitu terlihat inteligensi seseorang, jadi orang yang inteligen adalah orang yang mampu berbuat/bertindak dengan bijaksana (cepat,tepat,dan berhasil).
Untuk lebih jelasnya pap yang dimaksud dengan inteligensi itu sebaiknya kita ambil beberapa definisi ini, sebagai berikut:
a)      Menurut David C. Edward.
Inteligensi adalah kemampuan umum mental individu yang tampak dalam caranya bertindak, berbuat atau dalam memecahkan masalah atau dalam melaksanakan tugas.
b)      Menurut Robert E. Silverman:
Inteligensi merupakan suatu kemampuan mental individu yang ditunjukkan melalui kuwalitas kecepatan,ketepatan dan keberhasilannya dalam bertindak/berbuat atau memecahkan masalah yang dihadapi.
c)      Menurut Dennis Coon:
Makin tinggi taraf  kemampuan integensi sesorang akan makin cepat, makin tepat adan makin berhasil penuh dalam bertindak /berbuat atau memecahkan masalah, sebalaiknya makin rendah kemampuan inteligensi seserorang akan makin tidak berbuat apa-apa, apa lagi untuk mmecahkan maslah, mengurus kebutuhan sendiri yang rutin sehari-hari pun tak mampu.
d)     Integensi bagi manusia berfungsi untuk menyesuaikan diri secar mental terhadap lingkungan yang dihadpi. Karena itu kemampuan inteligensi mencangkup berbagai lapangan,baik kemampuan verbal(bepikir,berpidato,pengetahuan, kesenian dan sebagainya), maupun kecakapan yang berkaitan dengan  bertindak(melukis,menari,memahat, tinju, dan mengendarai kendaraan). Pada tingkat inteligensi tinggi hanya menonjol pada suatu bidang kemampuan/keterampilan tertentu.  

1)Hubungan Inteligensi dengan kemampuan Anak
            Sebagaiman telah diuraikan diatas bahwa inteligensi adalah kemapuan umum mental individu yang tampak dalam caranya bertindak/berbuat , memecahkan masalah, atau dalam melaksanakan tugas.yang taraf kwalitas kemampuannya itu diukur dengan kecepatan,ketepatan dan keberhasilan dalam pelaksanaannya.
            Inteligensi sebagai suatu kemampuan bukan hanya dapat diwujudkan setelah manusia menjadi dewasa atau setelah potensi berkembang saja, tetapi kemampuan inteligensi tersebut dapat juga difungsikan pada taraf kehidupan/perkembangan yang lebih dini yaitu pada masa kanak-kanak.
            Dalam peroses perkembangannya dan kehidupan anak sehari-hari tampak adanya perbedaan kemampuan dalam melaksanakn aktifitas-aktifitas dan dalam menyelesaikan masalah –masalah. Pada umumnya anak-anak memiliki inteligensi, akan mampu dengan cepat dan berhasil dalam melaksanakn dan menyelesaikan tugas-tugas, tetapi sebaliknya anak yang rendah inteligensinya pada umunya kurang mampu sehingga lambat atau sulit dan kurang berhasil dalam menyelsaikan tugas-tugas.
            Oleh karna itu disekolah, inteligensi anak juga akan akan mempengaruhi tempo dan kwalitas prestasi hasil belajar mereka. Cepat lambatnya tempo belajar siswa dalam menerima dan menyerap pelajaran dipengaruhi tingkat inteligensi.

2)Inteligensi Tingkat tinggi dan tingkat rendah
Salah satu segi perbedaan individual pada manusia ialah adanya perbedaan taraf inteligensi (IQ) pada manusia, secara curl nomal digambarkankondisiinteligensi manuia itu bertingkat –tingkat yang dibedakan dri tingkatinteligeni tinggi sampai inteligensi yang srendah,ang secar lengkapnya perbedaan tingkat inteligensi tersebut menurut pembagian/penggolongan Woodworth dan marquis adalah sebagai berikut:

Interval class inteligensi
140 -  keatas   =genius
120 - 139         = sangat cerdas
110 - 119         =cerdas
90 - 109           =normal
80 - 89             =bodoh
70-  79             =batas potensi
50-  59             =debil
30 - 49             =ambisil
Dibawah 30   =idiot

                        Adanya perbedaan inteligensi pada manusia itu berarti menunjukkan adanya perbedaan kemampuan diantara manusia. Tetapi perbadaan kemampuan/inteligensi ini jangan dijadikan frustasi, oleh karna itu harus diterima dan disadari agar dapat diadaptasi dan disyukuri sehingga dapat mempunyai arti bagi kehidupannya nanti.         

B.Faktor-faktor yang mempengaruhi Intelijensi
Menurut Ngalim purwanto: Faktor – faktor  yang dapat mempengaruhi intelijensi, sehingga terdapat perbedaan intelijensi seseorang dengan yang lain iallah:
a.       Pembawaan: Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.” Batas kesanggupan kita”, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama-tama  ditentukan oleh pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar dan ada yang bodoh. Meskipun menerima latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.
b.      Pembentukan: ialah segala keadan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelijensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja ( seperti yang dilakukan di sekolah-sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
c.       Kebebasan: berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tentu dlam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak selamanya syarat dalam perbuatan intelijensi.

Semua faktor tersebut diatas bersangkut paut satu sama lain. Untuk menentukan intelijen atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut diatas. Seluruh pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan intelijensi seseorang.
Menurut sumardi surya brata: analisis faktor , suatu teknik yang mula-mula dirintis oleh Sperman, dan kemudian cepat berkembang, Psikologi yang begitu besar peranannya dalam psikologi dewasa ini banyak sekali bersandar pada analisis faktor  itu.
1)      Teori Spearman
Dengan teknik analisis faktor spearman menemukan bahwa bahwa tingkah laku manusia itu dimungkinkan(disebabkan) oleh dua faktor, yaitu:
Ø  Faktor umum,general faktor, dan
Ø  Faktor-faktor khusus tertentu special faktor)
Faktor umum atau general adalah yang dilambangkan dengan huruf g yang merupakan hal atau faktor yang mendasari segala tingkah laku orang. Jadi tiap didalam tingkah laku itu berjalan faktor g itu.sedangkan faktor sepecial faktor adalah yang dilambangkan dengan huruf s, hanya berfungsi pada tingkah laku-tingkah laku khusus saja. Jadi tiap tingkah laku itu dimungkinkan atau didasari oleh dua faktor, yaitu : faktor g dan s.
Selanjutnya spearman berpendapat , bahwa faktor g it tergantung kapada dasar, sedangkan faktor s itu dipengaruhi oleh pengalaman ( lingkungan,pendidikan ).
2)      Teori Thomson
Thomson tidak  menyetujui pendapat spearman tersebut. Menurut dia yang disebut faktor g oleh sperman itu tidak ada, betul secara statistik spearman tealh menunjukkan adanya fsktor g itu.tetapi menurut thomson pembuktian spearman tidak menunjukkan  tiidak betul, jadi yang disebut oleh spearman faktor g itu tidak ada, yang ada hanyalah bermacam-macam faktor khuud, faktor-faktor s.
Faktor s ini tidak tergantung pada turunan atau dasr, melainkan tergantung pada pendidikan. Adanya anak-anak dari golongan atau lebih cerdas dari pada anak –anak dari golongan rendah itu bukan karena dasar melainkan karena mereka lebih banyak mempunayi kesempatan untuk belajar.
3)      Teori Cyrill Burt
Pnedirian burt sangat dekat dengan pendirian spearman. Dia sependapat dengan spearman  bahwa pada manusia terdapat faktor g, yang mendasari semua tingkah lakunya, dan seperti spearman berpendapat , bahwa tiap-tiap orang memiliki banyak faktor.
Tetapi disamping kedua macam faktor itumenurut burt masih ada lagi faktor yang ketiga, yaitu faktor kelompok atau yang sering dilambangkan dengan huruf c. Faktor c ini adalah faktor yang berfungsi pada sejumlah tingkah laku, jadi tiap tingkah laku itu menurut burt dimungkin oleh ketiga macam faktor, yaitu faktor g, faktor c, dan faktor s.
KESIMPULAN
Dari berbagai sumber buku yang berbeda penulisnya, maka disini pemakalah akan menulis semua  pendapat yang berbeda-beda tentang pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi intelijensi.
 Menurut M. Ngalim purwanto, Intelijensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu. William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: Intelijensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuan.
Menurut H.M.Alisuf sabri,Kemampuan inelijensi dalam fungsinya yang disebutkan bukanlah kemampuan ginetis yang dibawa sejak lahir, melainkan kemampuan hasil pembentukan atau perkaembangan yang dicapai oleh individu
Menurut Ngalim purwanto: Faktor – faktor  yang dapat mempengaruhi intelijensi, sehingga terdapat perbedaan intelijensi seseorang dengan yang lain iallah
a) Pembawaan:
b)Pembentukan
c)Kebebasan:
Menurut sumardi surya brata: analisis faktor , suatu teknik yang mula-mula dirintis oleh Sperman, dan kemudian cepat berkembang, Psikologi yang begitu besar peranannya dalam psikologi dewasa ini banyak sekali bersandar pada analisis faktor 
1)Teori Spearman



DAFTAR PUSTAKA

M. Ngalim purwanto,MP,Drs, Psikologi pendidikan, Remaja Rosdakarya offset,Bandung, 1984
Sabri,Drs.H.M. alisuf ,psikologi pendidikan, cv.pedoman ilmu jaya,1996,jakarta
Suryabrata,Sumardi, Psikologi pendidikan, PT.Raja Grafindo persada.jakarta,1995

   

CARA MEMBUAT ORGANISASI YANG BAIK

CARA MEMBANGUN ORGANISASI YANG BAIK
LATAR BELAKANG
Tujuan dari saya membuat makalah ini adalah agar kita dapat memahami arti organisasi sebenarnya dan kita juga dapat mempelajari struktur-struktur organisasi yang baik, di sini juga menjelaskan bagaimana cara membuat dan membangun sebuah organisasi yang baik.
PEMBAHASAN MASALAH
Dalam  membangun suatu organisasi hal yang paling utama adalah adanya loyalitas. Seberapa orang atau cari orang yang mempunyai tingkat militansinya tinggi.
Suatu organisasi akan terus maju bila ada orang yang bekerja sama di dalamnya secara kompak. Mereka yang memiliki kemampuan yang berbeda namun mempunyai tujuan yang sama. Mereka loyal terhadap organisasi dan Sang Founding Father yang memimpinnya. Dengan hanya beberapa orang saja yang loyal suatu organisasi akan selalu ada dan terus maju.
Keragaman kemampuan menjadi modal selanjutnya untuk terus membangun organisasi lebih maju lagi. Bagi seorang pemimpin sudah menjadi tugasnya dalam mengetahui dan memilah-milah kemampuan anggotanya sehingga dapat menempatkan para anggotanya sesuai dengan keahlian masing-masing.
Melihat orang Indonesia yang cenderung humoris jangan buat suatu organisasi yang kita pimpin terlalu seurius sehingga suasana organisasi terlihat mencekam, para anggota menjadi merasa tertekan akan aturan-aturan yang berlaku. Buatlah santai, seakan-akan para anggota tidak merasa sedang berorganisasi. Artinya para anggota tidak merasa disibukan oleh organisasi yang sedang dijalaninya.
Organisasi yang mengalir akan membuat para anggotanya merasa senang karena mereka hanya di tuntut kesediannya dalam membangun suatu organisasi sesuai dengan keadaan hati mereka. Tidak ada paksaan, sehingga mereka dapat dengan ikhlas menjalaninya.
Sebagai seorang pemimpin (Founding Father) harus mampu membangun suatu organisasi yang berasal dari hati nurani. Sehingga keikhlasan selalu menyertainya dan dengan sendirinya para anggota akan sadar akan kedudukannya masing-masing yang telah di embankan oleh seorang pemimpin. Selanjutnya tugas, fungsi dan peran mereka akan di jalaninya tanpa harus ada perintah yang bersifat memaksa.
Dengan begitu kita dapat menyimpulkan beberapa tahap yang harus di lakukan dalam membangun suatu organisasi. Dimulai dari adanya loyalitas, pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuannya masing-masing dan menjalani organisasi secara santai (tidak ada paksaan) dengan harapan suatu organisasi bisa dapat di bangun berdasarkan keikhlasan dari para anggotanya. Kemudian peliharalah dengan baik organisasi itu dan semoga sukses.
CARA MEMBUAT ORGANISASI YANG BERHASIL.
·         Yang pertama harus dimiliki suatu organisasi adalah milai dan visi, nilai dan visi adalah suatu tujuan yang akan digunakan sebagai target yang harus dicapai oleh suatu organisasi. Jika nilai organisasi tidak ada makaorganisasi itu akan rusak, karna tidak memiliki tujuan yang jelas.
·         Yang kedua adalah misi , misi adalah hal-hal yang harus di lakukan untuk mencapai suatu visi ( tujuan ). Tanpa ada misi yang jelas maka visi tidak akan  pernah tercapai, maka dari itu visi dan misi sangat berkaitan satu sama lain. Jika tidak memiliki misi maka organisasi tidak akan pernah mencapai visi yang diinginkan.
·          Yang ketiga adalah aturan, aturan adalah batasan-batasan yang harus dimiliki organisasi. Jika suatu organisasi memiliki aturan yang jelas maka bisa terjadi penyimpangan yg dapat merugikan.
·         Yang keempat adalah profesionalisme, profesionalisme adalah bagaimana cara organisasi itu bertindak.
·         Yang kelima adalah insentif, insentif adalah bonus atau hadiah.
·         Yang keenam adalah sumber daya, Jika suatu organisasi kehilangan sumber daya maka organisasi tersebut tidak akan bisa bergerak dengan baik.
·         Yang ketujuh adalah rencana kerja, rencana kerja merupakan susunan kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi
LANDASAN TEORI
Secara sederhana, organisasi bisa diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama
dengan pola tertentu  yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non fisik. Sehingga bisa dimungkinkan terjadinya suatu konflik dalam sebuah organisasi yang dikarenakan oleh adanya ketidakselarasan tujuan, perbedaan interpretasi fakta, ketidaksepahaman yang disebabkan oleh ekspektasi perilaku dan sebagainya.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi organisasi menurut beberapa ahli :

 ROSENZWEIG
Organisasi dapat dipandang sebagai :
  • Sistem sosial, yaitu orang-orang dalam kelompok
  • Integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas orang-orang yang bekerja sama
  • Orang-orang yang berorientasi atau berpedoman pada tujuan bersama


 MATTHIAS AROEF
Suatu organisasi terjadi apabila sekelompok orang bekerja bersama sama untuk mencapai tujuannya


PFIFFNER dan SHERWOOD
Organisasi sebagai suatu pola dari cara-cara dalam mana sejumlah orang yang saling berhubungan, bertemu muka, secara intim dan terkait dalam suatu tugas yang bersifat kompleks, berhubungan satu dengan yang lainnya secara sadar, menetapkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula secara sistematis


BAKKE
Organisasi merupakan  sebuah sistem yang kontinue dari penggunaan, pemindahan aktivitas-aktivitas manusia yang dibebankan dan dikoordinasikan, sehingga membentuk suatu kumpulan tertentu yang terdiri dari manusia, material, kapital, gagasan, dan sumber daya alam ke dalam suatu keseluruhan pemecahan persoalan


ALLEN
Organisasi adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan serta pengelompokan kerja, mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang maupun tanggung jawab dan menetapkan hubungan - hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerjasama secara efektif dalam menuju tujuan yang ditetapkan.


Sebuah organisasi tidak akan bisa lepas dengan yang namanya struktur organisasi. Karena struktur organisasi adalah cara suatu aktivitas organisasi dibagi, di organisir, dan dikoordinasikan.
Menurut ERNEST DALE, sebuah struktur organisasi harus memuat tentang 5 hal  sebagai berikut:
  • Daftar pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi
  • Membagi jumlah beban kerja dalam tugas-tugas atau biasa disebut pembagian kerja (devision of work)
  • Menggabungkan tugas-tugas dalam keadaan yang logis dan efisien atau departementalisasi (departmentalization)
  • Menetapkan mekanisme untuk koordinasi
  • Memonitor efektivitas struktur organisasi dan melakukan penyesuaian apabila diperlukan

KESIMPULAN
Dari pernyatan pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi akan berhasil apabila memiliki visi dan misi yang baik, dan kita dapat mengetahui bahwa dalam organisasi dibutuhkan loyalitas dalam setiap anggotanya.

CARA MUDAH BELAJAR MENGAJAR BAHASA ARAB

CARA MUDAH BELAJAR MENGAJAR BAHASA ARAB


CARA MUDAH BELAJAR MENGAJAR BAHASA ARAB

Disusun Oleh: Didin Syamsudin, S.Pd.& Muhammad Shoheh, S.Pd.




A. MUQODDIMAH

Bahasa adalah alat komunikasi diantara manusia dalam menyampaikan maksudnya (Imam Asy Syibahaweih, hal: 8). suatu kaum akan menyampaikan maksud atau tujuan mereka kepada kaum yang lain dengan melalui bahasa. Maka dilihat dari kedudukannya, bahasa adalah sesuatu yang harus dipelajari dan dipraktekan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Belajar Bahasa Arab (asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu prinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode (model pengajaran), materi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Bidang keterampilan pada penguasaan Bahasa Arab meliputi kemampuan menyimak (listening competence/ mahaarah al – Istima’), kemampuan berbicara (speaking competence/ mahaarah al-takallum), kemampuan membaca (reading competence/ mahaarah al-qira’ah), dan kemampuan menulis (writing competence/ mahaarah al - Kitaabah).
Setiap anak manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap bahasa, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun diantara perbedaan-perbedaan tersebut adalah tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri dan minat serta ketekunannya mempelajari bahasa asing akan lebih sulit difahami daripada bahasa Ibu (Bahasa Sendiri) karena selain kosa kata yang jarang digunakan, struktur kata dan kalimatpun memerlukan waktu khusus untuk dipelajari. Oleh sebab itu, pengajaran Bahasa Asing dalam lembaga formal dan informal memerlukan metode pengajaran yang tepat sesuai dengan tujuan umum pengajaran bahasa itu sendiri.
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa Asing (Luar bahasa pribumi) yang penyebarannya sudah banyak ditemukan di beberapa daerah dan negara. Proses penyebaran bahasa Arab diberbagai Negara adalah pengaruh dari perkembangan Agama Islam yang mana sumber ajaran Agama Islam (al Quran dan As Sunah) menggunakan bahasa Arab.

B. TUJUAN BELAJAR BAHASA ARAB
Ada dua tujuan belajar bahasa arab :
1. Memahami bahasa Al-Quran sebagai bahasa wahyu ilahi.
2. Memahami bahasa komunikasi kedua di dunia setelah bahasa inggris.

C. KENDALA-KENDALA DALAM MEMPELAJARI BAHASA ARAB
Dalam mempelajari bahasa Arab sebagai alat komunikasi akan lebih sulit dirasakan oleh semua pelajar karena beberapa alasan:
1. Kurangnya kemampuan murid dalam menguasai kosa kata (Bahasa keseharian (Komunikasi Informal) dengan Bahasa Resmi ( komunikasi Formal, walaupun sumber bacaan cukup memadai untuk memudahkan murid mengenali kosa kata Bahasa Arab, seperti Kamus Kontemporer Krapyak Jogjakarta, Kamus Mahmud Yunus, kamus Al Munawwir atau kamus percakapan yang lain, namun penggunaan kosa kata dalam komunikasi verbal sangat minim.
2. Orientasi pengajaran bahasa hanya untuk mengenali kaidah bahasa ( Nahwu Sharaf, Ilmu Balagah, Ilmu Mantiq ) sehingga murid dituntut untuk menguasai konsep kebahasaan daripada praktek mengkomunikasikan bahasa itu sendiri.
3. Metode pengajaran bahasa yang hanya merangsang murid untuk bisa menerjemahkan struktur Bahasa Arab yang tersusun dengan aplikasi konsep kaidah bahasa Arab mengakibatkan murid hanya memiliki semangat untuk menerjemahkan dan ini akan menimbulkan kefasifan dalam berbicara
Dengan melihat fenomena diatas, maka Pengajaran Bahasa Arab untuk masa sekarang, bagi murid-murid lebih diarahkan kepada proses pengajaran dalam komunikasi verbal daripada nonverbal sehingga keahlian ini akan memberikan keuntungan yang banyak untuk para pelajar dalam mengembangkan kemampuan bahasa Arab sesuai dengan maksud bahasa itu sendiri.

D. PRINSIP DASAR BELAJAR BAHASA ARAB
Ada lima prinsip dasar dalam pengajaran bahasa Arab asing, yaitu prinsip prioritas dalam proses penyajian, prinsip koreksitas dan umpan balik, prinsip bertahap, prinsip penghayatan, serta korelasi dan isi;
1. Prinsip prioritas (الأولاويات). Dalam pembelajaran Bahasa Arab, ada prinsip-prinsip prioritas dalam penyampaian materi pengajaran, yaitu; pertama, mengajarkan mendengarkan, dan bercakap sebelum menulis. Kedua, mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan kata. Ketiga, menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan sehari-hari sebelum mengajarkan bahasa sesuai dengan penutur Bahasa Arab.
a. Mendengar dan berbicara terlebih dahulu daripada menulis. Prinsip ini berangkat dari asumsi bahwa pengajaran bahasa yang baik adalah pengajaran yang sesuai dengan perkembangan bahasa yang alami pada manusia, yaitu setiap anak akan mengawali perkembangan bahasanya dari mendengar dan memperhatikan kemudian menirukan. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan mendengar/ menyimak harus lebih dulu dibina, kemudian kemampuan menirukan ucapan, lalu aspek lainnya seperti membaca dan menulis. Ada beberapa teknik melatih pendengaran/ telinga,yaitu:
• Guru bahasa asing (Arab) hendaknya mengucapkan kata-kata yang beragam, baik dalam bentuk huruf maupun dalam kata. Sementara peserta didik menirukannya di dalam hati secara kolektif.
• Guru bahasa asing kemudian melanjutkan materinya tentang bunyi huruf yang hampir sama sifatnya. Misalnya: ه - ح, ء - ع س– ش, ز – ذ , dan seterusnya.
• Selanjutnya materi diteruskan dengan tata bunyi yang tidak terdapat di dalam bahasa ibu (dalam hal ini bahasa indonesia, -edt) peserta didik, seperti: خ, ذ, ث, ص, ض dan seterusnya.
Adapun dalam pengajaran pengucapan dan peniruan dapat menempuh langkah-langkah berikut:
• Peserta didik dilatih untuk melafalkan huruf-huruf tunggal yang paling mudah dan tidak asing, kemudian dilatih dengan huruf-huruf dengan tanda panjang dan kemudian dilatih dengan lebih cepat dan seterusnya dilatih dengan melafalkan kata-kata dan kalimat dengan cepat. Misalnya : بى, ب, با, بو dan seterusnya.
• Mendorong peserta didik ketika proses pengajaran menyimak dan melafalkan huruf atau kata-kata untuk menirukan intonasi, cara berhenti, maupun panjang pendeknya.
b. Mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan kata. Dalam mengajarkan struktur kalimat, sebaiknya mendahulukan mengajarkan struktur kalimat/nahwu, baru kemudian masalah struktur kata/sharaf. Dalam mengajarkan kalimat/jumlah sebaiknya seorang guru memberikan hafalan teks/bacaan yang mengandung kalimat sederhana dan susunannya benar.
Oleh karena itu, sebaiknya seorang guru bahasa Arab dapat memilih kalimat yang isinya mudah dimengerti oleh peserta didik dan mengandung kalimat inti saja, bukan kalimat yang panjang (jika kalimatnya panjang hendaknya di penggal – penggal). Contoh: اشتريت سيارة صغيرة بيضاء مستعملة مصنوعة في اليا بان Kemudian dipenggal - penggal menjadi : اشتريت سيارة اشتريت سيارة صغيرة اشتريت سيارة صغيرة بيضاء Dan seterusnya..
2. Prinsip korektisitas (الدقة), Prinsip ini diterapkan ketika sedang mengajarkan materi الأصوات (fonetik), التراكب (sintaksis), dan المعانى (semiotic). Maksud dari prinsip ini adalah seorang guru bahasa Arab hendaknya jangan hanya bisa menyalahkan pada peserta didik, tetapi ia juga harus mampu melakukan pembetulan dan membiasakan pada peserta didik untuk kritis pada hal-hal berikut: Pertama, korektisitas dalam pengajaran (fonetik). Kedua, korektisitas dalam pengajaran (sintaksis). Ketiga, korektisitas dalam pengajaran (semiotic).
a. Korektisitas dalam pengajaran fonetik Pengajaran aspek keterampilan ini melalui latihan pendengaran dan ucapan. Jika peserta didik masih sering melafalkan bahasa ibu, maka guru harus menekankan latihan melafalkan dan menyimak bunyi huruf Arab yang sebenarnya secara terus-menerus dan fokus pada kesalahan peserta didik.
b. Korektisitas dalam pengajaran sintaksis Perlu diketahui bahwa struktur kalimat dalam bahasa satu dengan yang lainnya pada umumnya terdapat banyak perbedaan. Korektisitas ditekankan pada pengaruh struktur bahasa ibu terhadap Bahasa Arab. Misalnya, dalam bahasa Indonesia kalimat akan selalu diawali dengan kata benda (subyek), tetapi dalam bahasa Arab kalimat bisa diawali dengan kata kerja ( فعل ).
c. Korektisitas dalam pengajaran semiotik Dalam bahasa Indonesia pada umumnya setiap kata dasar mempunyai satu makna ketika sudah dimasukan dalam satu kalimat. Tetapi, dalam bahasa Arab, hampir semua kata mempunyai arti lebih dari satu, yang lebih dikenal dengan istilah mustarak (satu kata banyak arti) dan mutaradif (berbeda kata sama arti). Oleh karena itu, guru bahasa Arab harus menaruh perhatian yang besar terhadap masalah tersebut. Ia harus mampu memberikan solusi yang tepat dalam mengajarkan makna dari sebuah ungkapan karena kejelasan petunjuk.
3. Prinsip Berjenjang ( التدرج), Jika dilihat dari sifatnya, ada 3 kategori prinsip berjenjang, yaitu: pertama, pergeseran dari yang konkrit ke yang abstrak, dari yang global ke yang detail, dari yang sudah diketahui ke yang belum diketahui. Kedua, ada kesinambungan antara apa yang telah diberikan sebelumnya dengan apa yang akan ia ajarkan selanjutnya. Ketiga, ada peningkatan bobot pengajaran terdahulu dengan yang selanjutnya, baik jumlah jam maupun materinya.
a. Jenjang Pengajaran mufrodat Pengajaran kosa kata hendaknya mempertimbangkan dari aspek penggunaannya bagi peserta didik, yaitu diawali dengan memberikan materi kosa kata yang banyak digunakan dalam keseharian dan berupa kata dasar. Selanjutnya memberikan materi kata sambung. Hal ini dilakukan agar peserta didik dapat menyusun kalimat sempurna sehingga terus bertambah dan berkembang kemampuannya.
b. Jenjang Pengajaran Qowaid (Morfem) Dalam pengajaran Qowaid, baik Qowaid Nahwu maupun Qowaid Sharaf juga harus mempertimbangkan kegunaannya dalam percakapan/keseharian. Dalam pengajaran Qawaid Nahwu misalnya, harus diawali dengan materi tentang kalimat sempurna (Jumlah Mufiidah), namun rincian materi penyajian harus dengan cara mengajarkan tentang isim, fi’il, dan huruf.
c. Tahapan pengajaran makna ( دلالة المعانى) Dalam mengajarkan makna kalimat atau kata-kata, seorang guru bahasa Arab hendaknya memulainya dengan memilih kata-kata/kalimat yang paling banyak digunakan/ditemui dalam keseharian meraka. Selanjutnya makna kalimat lugas sebelum makna kalimat yang mengandung arti idiomatic. Dilihat dari teknik materi pengajaran bahasa Arab, tahapan-tahapannya dapat dibedakan sebagai berikut: pertama, pelatihan melalui pendengaran sebelum melalui penglihatan. Kedua, pelatihan lisan/pelafalan sebelum membaca. Ketiga, penugasan kolektif sebelum individu. Langkah-langkah aplikasi ( الصلابة والمتا نة) Ada delapan langkah yang diperlukan agar teknik diatas berhasil dan dapat terlaksana, yaitu:
• Memberikan contoh-contoh sebelum memberikan kaidah gramatika, karena contoh yang baik akan menjelaskan gramatika secara mendalam daripada gramatika saja.
• Jangan memberikan contoh hanya satu kalimat saja, tetapi harus terdiri dari beberapa contoh dengan perbedaan dan persamaan teks untuk dijadikan analisa perbandingan bagi peserta didik.
• Mulailah contoh-contoh dengan sesuatu yang ada di dalam ruangan kelas/media yang telah ada dan memungkinkan menggunakannya.
• Mulailah contoh-contoh tersebut dengan menggunakan kata kerja yang bisa secara langsung dengan menggunakan gerakan anggota tubuh.
• Ketika mengajarkan kata sifat hendaknya menyebutkan kata-kata yang paling banyak digunakan dan lengkap dengan pasangannya. Misalnya hitam-putih, bundar-persegi.
• Ketika mengajarkan huruf jar dan maknanya, sebaiknya dipilih huruf jar yang paling banyak digunakan dan dimasukkan langsung ke dalam kalimat yang paling sederhana. Contoh Jumlah ismiyyah: الكتاب في الصندوق, Contoh jumlah fi’iliyah : خرج الطاب من الفصل
• Hendaknya tidak memberikan contoh-contoh yang membuat peserta didik harus meraba-raba karena tidak sesuai dengan kondisi pikiran mereka. Peserta didik diberikan motivasi yang cukup untuk berekspresi melalui tulisan, lisan bahkan mungkin ekspresi wajah, agar meraka merasa terlibat langsung dengan proses pengajaran yang berlangsung

E. METODE PENGAJARAN BAHASA ARAB
Ibnu khaldun berkata, “Sesungguhnya pengajaran itu merupakan profesi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan kecermatan karena ia sama halnya dengan pelatihan kecakapan yang memerlukan kiat, strategi dan ketelatenan, sehingga menjadi cakap dan professional.” Penerapan metode pengajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien sebagai media pengantar materi pengajaran bila penerapannya tanpa didasari dengan pengetahuan yang memadai tentang metode itu. Sehingga metode bisa saja akan menjadi penghambat jalannya proses pengajaran, bukan komponen yang menunjang pencapaian tujuan, jika tidak tepat aplikasinya. Oleh karena itu, penting sekali untuk memahami dengan baik dan benar tentang karakteristik suatu metode. Secara sederhana, metode pengajaran bahasa Arab dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: pertama, metode tradisional/klasikal dan kedua, metode modern. Metode pengajaran bahasa Arab tradisional adalah metode pengajaran bahasa Arab yang terfokus pada “bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab, baik aspek gramatika/sintaksis (Qowaid nahwu), morfem/morfologi (Qowaid as-sharf) ataupun sastra (adab). Metode yang berkembang dan masyhur digunakan untuk tujuan tersebut adalah Metode qowaid dan tarjamah. Metode tersebut mampu bertahan beberapa abad, bahkan sampai sekarang pesantren-pesantren di Indonesia, khususnya pesantren salafiah masih menerapkan metode tersebut. Hal ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: Pertama, tujuan pengajaran bahasa arab tampaknya pada aspek budaya/ilmu, terutama nahwu dan ilmu sharaf. Kedua kemampuan ilmu nahwu dianggap sebagai syarat mutlak sebagai alat untuk memahami teks/kata bahasa Arab klasik yang tidak memakai harakat, dan tanda baca lainnya. Ketiga, bidang tersebut merupakan tradisi turun temurun, sehingga kemampuan di bidang itu memberikan “rasa percaya diri (gengsi) tersendiri di kalangan mereka”. Metode pengajaran bahasa Arab modern adalah metode pengajaran yang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai alat. Artinya, bahasa Arab dipandang sebagai alat komunikasi dalam kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa tersebut secara aktif dan mampu memahami ucapan/ungkapan dalam bahasa Arab. Metode yang lazim digunakan dalam pengajarannya adalah metode langsung (tariiqah al - mubasysyarah). Munculnya metode ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak kecil belajar bahasa. Penjelasan:
1. Metode Qowa’id dan tarjamah (Tariiqatul al Qowaid Wa Tarjamah)
Penerapan metode ini lebih cocok jika tujuan pengajaran bahasa Arab adalah sebagai kebudayaan, yaitu untuk mengetahui nilai sastra yang tinggi dan untuk memiliki kemampuan kognitif yang terlatih dalam menghafal teks-teks serta memahami apa yang terkandung di dalam tulisan-tulisan atau buku-buku teks, terutama buku Arab klasik, Ciri metode ini adalah:
a. Peserta didik diajarkan membaca secara detail dan mendalam tentang teks-teks atau naskah pemikiran yang ditulis oleh para tokoh dan pakar dalam berbagai bidang ilmu pada masa lalu baik berupa sya’ir, naskah (prosa), kata mutiara (alhikam), maupun kiasan-kiasan (amtsal).
b. Penghayatan yang mendalam dan rinci terhadap bacaan sehingga peserta didik memiliki perasaan koneksitas terhadap nilai sastra yang terkandung di dalam bacaan. (bahasa Arab - bahasa ibu).
c. Menitikberatkan perhatian pada kaidah gramatika (Qowa’id Nahwu/Sharaf) untuk menghafal dan memahami isi bacaan.
d. Memberikan perhatian besar terhadap kata-kata kunci dalam menerjemah, seperti bentuk kata kiasan, sinonim, dan meminta peserta didik menganalisis dengan kaidah gramatikal yang sudah diajarkannya (mampu menerjemah bahasa ibu ke dalam Bahasa Arab)
e. Peserta tidak diajarkan menulis karangan dengan gaya bahasa yang serupa / mirip, dengan gaya bahasa yang dipakai para pakar seperti pada bacaan yang telah dipelajarinya, terutama mengenai penggunaan model gaya bahasa, al – itnab at Tasbi’ al Istiarah yang merupakan tren / gaya bahasa masa klasik.
Aplikasi Metode Qowa’id dan tarjamah dalam proses pembelajaran;
a. Guru mulai mendengarkan sederetan kalimat yang panjang yang telah dibebankan kepada peserta didik untuk menghafalkan pada kesempatan sebelumnya dan telah dijelaskan juga tentang makna dari kalimat-kalimat itu.
b. Guru memberikan kosa kata baru dan menjelaskan maknanya ke dalam bahasa local/bahasa ibu sebagai persiapan materi pengajaran baru.
c. Selanjutnya guru meminta salah satu peserta didik untuk membaca buku bacaan dengan suara yang kuat (Qiroah jahriah) terutama menyangkut hal-hal yang biasanya peserta didik mengalami kesalahan dan kesulitan dan tugas guru kemudian adalah membenarkan.
d. Kegiatan membaca teks ini diteruskan hingga sekuruh peserta didik mendapat giliran. e.Setelah itu siswa yang dianggap paling bisa untuk menterjemahkan, kemudian selanjutnya diarahkan pada pemahaman struktur gramatikanya12.
2. Metode langsung (al Thariiqatu al Mubaasyarah)
Penekanan pada metode ini adalah pada latihan percakapan terus-menerus antara guru dan peserta didik dengan menggunakan bahasa Arab tanpa sedikitpun menggunakan bahasa ibu, baik dalam menjelaskan makna kosa kata maupun menerjemah, (dalam hal ini dibutuhkan sebuah media). Perlu menjadi bahan revisi disini adalah bahwa dalam metode langsung, bahasa Arab menjadi bahasa pengantar dalam pengajaran dengan menekankan pada aspek penuturan yang benar ( al - Nutqu al – Shahiih), oleh karena itu dalam aplikasinya, metode ini memerlukan hal-hal berikut;
a. Materi pengajaran pada tahap awal berupa latihan oral (syafawiyah)
b. Materi dilanjutkan dengan latihan menuturkan kata-kata sederhana, baik kata benda ( isim) atau kata kerja ( fi’il) yang sering didengar oleh peserta didik.
c. Materi dilanjutkan dengan latihan penuturan kalimat sederhana dengan menggunakan kalimat yang merupakan aktifitas peserta didik sehari-hari.
d. Peserta didik diberikan kesempatan untuk berlatih dengan cara Tanya jawab dengan guru/sesamanya.
e. Materi Qiro’ah harus disertai diskusi dengan bahasa Arab, baik dalam menjelaskan makna yang terkandung di dalam bahan bacaan ataupun jabatan setiap kata dalam kalimat.
f. Materi gramatika diajarkan di sela-sela pengajaran,namun tidak secara mendetail.
g. Materi menulis diajarkan dengan latihan menulis kalimat sederhana yang telah dikenal/diajarkan pada peserta didik.
h. Selama proses pengajaran hendaknya dibantu dengan alat peraga/media yang memadai. Penutup Sebagai penutup, bahwa alur makalah ini lebih menekankan tentang pentingnya: Seorang guru (pendidik) sebaiknya memahami prinsip - prinsip dasar pengajaran bahasa Arab diatas sebagai bahasa asing dengan menggunakan metode yang memudahkan peserta didik dan tidak banyak memaksakan peserta didik ke arah kemandegan berbahasa. Adapun bagi bagi seorang siswa, bahwasanya belajar bahasa apapun, semuanya membutuhkan proses, banyak latihan dan banyak mencoba.
Penelitian tentang metodologi pengajaran Bahasa Asing ( Bahasa Arab ) kepada para pelajar pribumi cukup minim sekali sehingga mengakibatkan adanya ketimpangan antara proses pengajaran dengan kemampuan kebahasaan.
Pada saat ini perlu kiranya mereposisi kembali metode pengajaran bahasa Arab sesuai dengan tujuan bahasa itu sendiri sebagai alat komunikasi dan alat akulturasi budaya, antara lain:
1. Murid lebih diperkenalkan bahasa populer yang digunakan oleh penutur bahasa Arab asli dengan menghadirkan native speaker
2. Metode pengajaran Bahasa lebih menekankan kepada kemampuan komunikasi verbal daripada non verbal.
3. Materi pengajaran Bahasa Arab tidak hanya memperkenalkan tentang kosa kata, struktur bahasa akan tetapi lebih dikembangkan kepada pengenalan terhadap budaya Timur tengah sebagai produk bahasa
4. Materi konsep dan penerapan didudukan dalam proporsional, waktu belajar, muatan materi dan sumber belajar

F. TIPS DAN TRIK MUDAH MEMAHAMI BAHASA ARAB
1. Tetapkan Tujuan
Agar lebih mudah dalam memotivasi diri Anda belajar, Anda harus mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan-tujuan tersebut dapat berjangka pendek ataupun panjang. Salah satu tujuan jangka pendek dalam belajar bahasa Arab adalah mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa arab. Sedangkan tujuan jangka panjang bisa memahami bahasa Alquran.
2. Siap Bekerja Keras
Belajar suatu bahasa tidaklah mudah. Banyak orang yang mempunyai kesibukan lain selain belajar bahasa Arab. Anda harus mengerti akan hal ini dan bersabar dalam proses belajar Anda. Namun tidak banyak yang akan Anda capai bila Anda tidak berusaha. Kami dapat menyediakan para instruktur yang berkualitas untuk Anda. Namun, kemajuan Anda banyak bergantung pada diri Anda sendiri.
3. Luangkan Waktu
Banyak di antara kita mempunyai kehidupan yang sibuk dan biasanya tidak mudah untuk memasukkan hal baru ke dalam rutinitas sehari-hari kita. Belajar bahasa Arab membutuhkan disiplin. Anda perlu meluangkan waktu untuk belajar dan benar-benar belajar pada saat itu. Tidak masalah bila Anda mengalihkannya dengan alasan Anda terlalu lelah sesekali, tetapi jangan menjadikan itu suatu kebiasaan. Jadikan bahasa Arab bagian yang tak terpisahkan dari jadwal rutinitas Anda.
4. Bertanyalah
Jangan takut untuk bertanya. Guru-guru anda akan membantu Anda.
5. Lakukan Pekerjaan Tambahan
Mempunyai seorang guru yang akan memberikan instruksi dan bimbingan kepada Anda sangatlah penting. Namun, sebenarnya Anda juga dapat belajar sendiri; yang mana hal ini dapat membuat Anda menjadi seorang pelajar bahasa yang sukses. Jangan menunggu hanya saat kelas saja baru mengeluarkan buku bahasa Arab Anda.
6. Nonton Film Berbahasa Arab
Ini cara terbaik belajar bahasa pergaulan dan melatih kemampuan mendengar. Anda tidak harus mengerti setiap kata untuk mengerti kejadian di film. Gunakan teks bahasa Arab untuk membantu Anda mengerti –juga cara terbaik untuk melatih kemampuan membaca. Pilih film yang mudah dimengerti. Film-film dengan dialog singkat, diikuti dengan jeda tanpa dialog adalah yang paling ideal, karena memberikan waktu untuk menyerap bahasa tersebut. Film romantis termasuk dalam kategori ini.
7. Dengarkan Lagu Bahasa Arab
Musik bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk belajar bahasa Arab. Lain kali jika Anda pergi ke tempat karaoke atau bernyanyi di depan TV rumah Anda, cobalah menyanyikan satu lagu bahasa Arab. Ini cara yang baik untuk melatih mengekspresikan diri dalam berbahasa Arab dan meningkatkan pengertian orang terhadap apa yang Anda katakan pada mereka dalam bahasa Arab.
8. Membaca
Membaca adalah cara terbaik untuk belajar kosa kata baru. Cobalah membaca cerita-cerita pendek daripada cerita novel yang panjang. Biasanya cerita ini terbagi dalam beberapa bab pendek yang dapat dibaca dan dianalisa bahasanya. Anda tidak harus mengerti setiap kata yang tertulis. Coba mengerti artinya secara umum. Garis-bawahi kata-kata yang tidak mengerti dan cobalah menerka artinya berdasarkan hubungan kalimat. Lalu gunakan kamus Anda untuk mencari dan melihat apakah Anda benar. Gunakan graded readers (buku belajar membaca).
Biasanya tersedia sejumlah pertanyaan untuk menguji pemahaman Anda terhadap apa yang baru Anda baca.
9. Bergabung dengan Annadi Al lughawi
Cari komunitas yang atau lingkungan yang membiasakan menggunakan bahasa arab untuk komunikasi, kalau tidak ada maka carilah teman yang mau diajak untuk bergabung membuat club bahasa tersebut, Bergabunglah bersama mereka. Ajukan pertanyaan. Kesempatan bertemu dengan orang-orang yang tertarik untuk belajar bahasa Arab seperti Anda.
10. Gunakan Internet
Internet adalah penemuan yang menakjubkan, yang mengubah cara hidup kita. Walaupun menyenangkan bisa membaca “People” setiap hari atau ngobrol dengan teman-teman secara online, rasanya sia-sia bila kita tidak menggunakan internet untuk belajar bahasa.
11. Baca Surat Kabar Berbahasa Arab
Tersedia beberapa surat kabar yang menyediakan informasi dan materi yang menarik untuk dibaca.
12. Dengarkan Radio
Coba dengarkan radio dari bagian dunia yang menggunakan bahasa Arab.
13. Chat
Anda dapat menggunakan MSN, Yahoo dan program chat lainnya untuk bercakap-cakap dalam bahasa Arab secara online. Coba cari beberapa teman Anda yang berbahasa Arab. Bila Anda menggunakan Skype, ajak teman-teman Anda untuk menggunakannya juga dan telepon mereka secara gratis melalui komputer Anda.
14. Jangan Malu-malu
Ada beberapa cara kuno yang walaupun aneh kedengarannya namun bisa membantu: Meningkatkan pelafalan Anda: Gunakan cermin untuk berlatih membuat bunyi-bunyi yang sulit dalam bahasa Arab; rekam saat Anda berbicara bahasa Arab dan dengarkan setelahnya, perhatikan penekanan, intonasi dan fonem Anda.
15. Berpikir dalam bahasa Arab:
Lakukan percakapan imajinasi Anda dalam bahasa Arab. Pikirkan apa yang hendak Anda katakan.Berbicaralah dengan teman Anda menggunakan bahasa Arab: Cobalah berbicara dalam bahasa Arab dengan teman teman Anda. Tidak perlu kuatir dengan pelafalan yang kurang bagus – berbicara secara teratur akan meningkatkan rasa percaya diri Anda dan Anda akan maju lebih pesat.
Sebaik apaun metode, strategi yang di tawarkan ahli, tidak akan mampu meningkatkan prestasi berbahasa seseorang, tanapa membiasakan diri untuk membaca, melatih dan mencoba untuk dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari minimal dengan komunitas berbahasa.

Daftar Pustaka

Syihabudin, M.A. (2005). “Penerjemahan Arab Indonesia”. Teori dan Praktek. Bandung:HUMANIORA.
Audah, A. (1996). “Masalah Penerjemahan Arab-Indonesia”. Berita Buku (8). 56, 27-29.
Munir M.Ag. (2005). “Pengajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing”. Rekonstruksi dan Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam. Yogyakarta : Global Pustaka Utama.
Mujahid, A.K. (1985). Ad-Dilalah al-Lughawiyyah `Indal ~Arab. Yordania: Daru ad-Dhiya.
Moeliomo, A.M. (1985). Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.
Kridalaksana, H. (1984) ”Sintaksis Fungsional: Sebuah Sintesis”. Dalam Penyelidikan Bahasa dan Perkembangan Wawasannya. Jakarta: Masyarakat Linguistik Indonesia.
‘Atha, I.M. (1996). Thuruqu Tadris al – Lughah al – ‘Arabiyah Wa al – Tarbiyah al – Diniyah. Kairo: Maktabah al – Nahdhah al – Mishriyah.