Cara Rasulullah Saw Mendidik Anak
Duniatips.web.id.
Telah kita ketahui bersama rasululllah pernah meemberikan kabar bahwa
ada tiga amalan di dunia ini yang bisa kita nikmati walaupun telah
meninggal. Salah satu amal yang tidak pernah terputus pahalanya
sekalipun kita telah meninggalkan dunia ini adalah anak yang shaleh.
Doa anak yang shaleh merupakan salah satu doa yang insya Allah pasti
terkabul. Karenanya, orangtua harus mendidik anak dengan sebaik-baiknya.
Jika tidak, anak akan tumbuh menjadi seorang yang berkepribadian rusak
dan hancur yang pada gilirannya akan merugikan orangtua itu sendiri.
hadis ini memberikan potensi bagi kita untuk menjadikan anak sebagai lahan amal di hari kelak nanti.
Ada sebuah
Ungkapan bahwa pendidkan keluarga adalah madrasah paling pertama bagi
anak, jika binaan dikeluarga bisa membuat anak lebih mandiri dan
mengenal aspek-aspek spiritual, kedepannya akan memudahkan bagi si anak
menggapai masa depan begitu juga sebaliknya jka anaka kurang terkontrol
kesehariaanya maka akan kesulitan di masa akan datang. Sesungguhnya
memang tidak mudah memikul beban untuk membesarkan anak
hingga menjadi pribadi yang kita harapkan dapat meraih sukses dunia dan
akhirat. Semua butuh kesabaran, kerja keras, keikhlasan, dan masih
banyak lagi. Tanpa bermaksud menyederhanakan, berikut beberapa tips yang
diaplikasikan oleh orangtua yang disarikan dari tata cara mendidik anak
ala Rasulullah Saw:
Mengajarkan
tauhid kepada anak, mengesakan Allah dalam hal beribadah kepada-Nya,
menjadikannya lebih mencintai Allah daripada selain-Nya, tidak ada yang
ditakutinya kecuali Allah. Selain itu, orangtua harus menekankan bahwa
setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah Swt. dan penerapan
konsep tersebut adalah dengan berusaha menaati peraturan dan menjauhi
larangan-Nya. Terlebih dahulu, orangtua selaku guru (pertama) bagi
anak-anaknya harus mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan nilai-nilai
yang diajarkan dalam Islam. Ini adalah pendidikan yang paling urgen di
atas hal-hal penting lainnya.
Setiap anak
akan belajar dari lingkungannya dan dalam hal ini lingkungan keluarga
akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya. Orang-orang di
sekelilingnya akan menjadi model dan contoh dalam bersikap. Sudah
selayaknyalah orangtua memberi keteladanan kepada anak-anaknya. Para
orangtua sebaiknya memberikan contoh yang baik sesuai dengan nasihat dan
ucapannya kepada para anaknya. Akan sangat lucu jika yang disampaikan
orangtua kepada anak-anaknya ternyata tidak dilakukan oleh orangtua itu
sendiri. Dalam Islam, keteladanan dari orangtua sangat menentukan
terlebih di zaman sekarang media tontonan tidak dapat diharapkan menjadi
contoh yang baik bagi pembentukan akhlak anak-anak muslim.
Suatu
kebaikan harus dimulai dengan pembiasaan. Anak harus dibiasakan bangun
pagi agar mereka gemar melaksanakan shalat Subuh. Anak harus dibiasakan
ke masjid agar mereka gemar melakukan berbagai ritual ibadah di masjid.
Pembiasaan itu harus dimulai sejak dini, bahkan pembiasaan membaca
Al-Quran pun bisa dimulai sejak dalam kandungan. Pembiasaan shalat pada
anak harus sudah dimulai sejak anak berumur tujuh tahun.
Sebagai
upaya menumbuhkan rasa percaya diri anak, Rasulullah Saw. menggunakan
beberapa cara berikut. Saat sedang berpuasa, Rasulullah mengajak
anak-anak bermain sehingga siang yang panjang terasa cepat. Anak-anak
akan menyongsong waktu berbuka dengan gembira. Hal ini juga membuat anak
memiliki kepercayaan diri sehingga sanggup berpuasa sehari penuh.
Sering membawa anak-anak ke majelis orang dewasa, resepsi, atau
bersilaturahim ke rumah saudara sebagai upaya menumbuhkan kepercayaan
diri sosialnya. Mengajari Al-Quran dan As-Sunnah serta menceritakan
sirah nabi untuk meningkatkan kepercayaan diri ilmiahnya. Menanamkan
kebiasaan berjual-beli untuk meningkatkan kepercayaan diri anak terkait
ekonomi dan bisnis. Di samping itu, sejak dini anak akan terlatih
mandiri secara ekonomi.
Seorang
anak, meski kecil, juga terdiri dari jasad dan hati. Mereka dilahirkan
dalam keadaan bersih dan suci sehingga hatinya yang putih dan lembut itu
pun akan mudah tersentuh dengan kata-kata yang hikmah. Anak-anak,
terutama pada usia emas (golden age), cenderung lebih mudah tersentuh
oleh motivasi ketimbang ancaman. Karenanya, hendaknya orangtua tidak
mengandalkan ancaman untuk mendidik buah hati. Ketimbang mengancam,
lebih baik orangtua memotivasi anak dengan mengatakan bahwa kebaikan
akan mendapat balasan surga dengan segala kenikmatannya. Itu pulalah yang dicontohkan oleh Rasulullah kepada kita ketika beliau mendidik para sahabat.
Rasulullah
Saw. senantiasa menyempatkan untuk makan bersama anak-anak. Cara
tersebut akan mempererat keterikatan batin antara orangtua dan anaknya.
Dengan begitu kita dapat meluruskan kembali berbagai kekeliruan yang
mereka lakukan melalui dialog terbuka dan diskusi. Alangkah baiknya jika
ibu dan bapak berkumpul dengan anak-anak ketika makan bersama sehingga
mereka merasakan pentingnya peran kedua orangtuanya. Hal ini juga dapat
mempermudah meresapnya segala nasihat tentang perilaku, keimanan, atau
pendidikan.
Memberi
hadiah adalah salah satu penghargaan yang dapat melunakkan hati anak
sehingga mereka akan bersimpati kepada kita dan akhirnya mau
melaksanakan nasihat yang kita berikan. Namun perlu diingat, tidak semua
perbuatan baik anak harus dihargai dengan materi. Lakukan reward yang
bervariasi, bisa dengan pujian, ciuman, belaian, uang, dan lain-lain.
Saat anak
menginjak usia sekolah, orangtua berperan dalam memilihkan sekolah,
mengajarkan Al-Quran, mengembangkan pola pikir anak, memberikan data dan
ilmu semaksimal mungkin. Meski anak sudah mulai sekolah (mendapatkan
ilmu di sekolah), orangtua hendaklah selalu belajar tentang pendidikan
anak karena semakin bertambah usia anak, maka akan semakin kompleks pula
problem (pendidikan anak) yang harus kita hadapi.
Cara ini
boleh dilakukan jika cara-cara di atas tidak berhasil. Memang di dalam
Islam, menghukum diperbolehkan selama tidak berlebihan seperti sampai
menyebabkan luka. Hukuman tersebut usahakan menimbulkan efek jera kepada
anak agar ia tidak mengulangi perbuatannya. Akan tetapi harus
diperhatikan adab-adabnya, jangan sampai berlebihan yang akhirnya akan
membuat anak menjadi dendam.
Setiap anak
memiliki karakter dan pribadi yang berbeda walaupun berasal dari
orangtua yang sama. Cari metode yang tepat dan jitu sehingga anak dapat
diarahkan dengan lebih mudah.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking