CARA MUDAH BELAJAR MENGAJAR BAHASA ARAB
CARA MUDAH BELAJAR MENGAJAR BAHASA ARAB
Disusun Oleh: Didin Syamsudin, S.Pd.& Muhammad Shoheh, S.Pd.
A. MUQODDIMAH
Bahasa
adalah alat komunikasi diantara manusia dalam menyampaikan maksudnya
(Imam Asy Syibahaweih, hal: 8). suatu kaum akan menyampaikan maksud atau
tujuan mereka kepada kaum yang lain dengan melalui bahasa. Maka dilihat
dari kedudukannya, bahasa adalah sesuatu yang harus dipelajari dan
dipraktekan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Belajar Bahasa
Arab (asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu prinsip
dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode (model
pengajaran), materi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Bidang
keterampilan pada penguasaan Bahasa Arab meliputi kemampuan menyimak
(listening competence/ mahaarah al – Istima’), kemampuan berbicara
(speaking competence/ mahaarah al-takallum), kemampuan membaca (reading
competence/ mahaarah al-qira’ah), dan kemampuan menulis (writing
competence/ mahaarah al - Kitaabah).
Setiap anak manusia pada
dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap bahasa, walaupun
dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun diantara
perbedaan-perbedaan tersebut adalah tujuan-tujuan pengajaran yang ingin
dicapai, kemampuan dasar yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri
dan minat serta ketekunannya mempelajari bahasa asing akan lebih sulit
difahami daripada bahasa Ibu (Bahasa Sendiri) karena selain kosa kata
yang jarang digunakan, struktur kata dan kalimatpun memerlukan waktu
khusus untuk dipelajari. Oleh sebab itu, pengajaran Bahasa Asing dalam
lembaga formal dan informal memerlukan metode pengajaran yang tepat
sesuai dengan tujuan umum pengajaran bahasa itu sendiri.
Bahasa Arab
merupakan salah satu bahasa Asing (Luar bahasa pribumi) yang
penyebarannya sudah banyak ditemukan di beberapa daerah dan negara.
Proses penyebaran bahasa Arab diberbagai Negara adalah pengaruh dari
perkembangan Agama Islam yang mana sumber ajaran Agama Islam (al Quran
dan As Sunah) menggunakan bahasa Arab.
B. TUJUAN BELAJAR BAHASA ARAB
Ada dua tujuan belajar bahasa arab :
1. Memahami bahasa Al-Quran sebagai bahasa wahyu ilahi.
2. Memahami bahasa komunikasi kedua di dunia setelah bahasa inggris.
C. KENDALA-KENDALA DALAM MEMPELAJARI BAHASA ARAB
Dalam mempelajari bahasa Arab sebagai alat komunikasi akan lebih sulit dirasakan oleh semua pelajar karena beberapa alasan:
1.
Kurangnya kemampuan murid dalam menguasai kosa kata (Bahasa keseharian
(Komunikasi Informal) dengan Bahasa Resmi ( komunikasi Formal, walaupun
sumber bacaan cukup memadai untuk memudahkan murid mengenali kosa kata
Bahasa Arab, seperti Kamus Kontemporer Krapyak Jogjakarta, Kamus Mahmud
Yunus, kamus Al Munawwir atau kamus percakapan yang lain, namun
penggunaan kosa kata dalam komunikasi verbal sangat minim.
2.
Orientasi pengajaran bahasa hanya untuk mengenali kaidah bahasa ( Nahwu
Sharaf, Ilmu Balagah, Ilmu Mantiq ) sehingga murid dituntut untuk
menguasai konsep kebahasaan daripada praktek mengkomunikasikan bahasa
itu sendiri.
3. Metode pengajaran bahasa yang hanya merangsang murid
untuk bisa menerjemahkan struktur Bahasa Arab yang tersusun dengan
aplikasi konsep kaidah bahasa Arab mengakibatkan murid hanya memiliki
semangat untuk menerjemahkan dan ini akan menimbulkan kefasifan dalam
berbicara
Dengan melihat fenomena diatas, maka Pengajaran Bahasa
Arab untuk masa sekarang, bagi murid-murid lebih diarahkan kepada proses
pengajaran dalam komunikasi verbal daripada nonverbal sehingga keahlian
ini akan memberikan keuntungan yang banyak untuk para pelajar dalam
mengembangkan kemampuan bahasa Arab sesuai dengan maksud bahasa itu
sendiri.
D. PRINSIP DASAR BELAJAR BAHASA ARAB
Ada lima
prinsip dasar dalam pengajaran bahasa Arab asing, yaitu prinsip
prioritas dalam proses penyajian, prinsip koreksitas dan umpan balik,
prinsip bertahap, prinsip penghayatan, serta korelasi dan isi;
1.
Prinsip prioritas (الأولاويات). Dalam pembelajaran Bahasa Arab, ada
prinsip-prinsip prioritas dalam penyampaian materi pengajaran, yaitu;
pertama, mengajarkan mendengarkan, dan bercakap sebelum menulis. Kedua,
mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan kata. Ketiga, menggunakan
kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan sehari-hari sebelum
mengajarkan bahasa sesuai dengan penutur Bahasa Arab.
a. Mendengar
dan berbicara terlebih dahulu daripada menulis. Prinsip ini berangkat
dari asumsi bahwa pengajaran bahasa yang baik adalah pengajaran yang
sesuai dengan perkembangan bahasa yang alami pada manusia, yaitu setiap
anak akan mengawali perkembangan bahasanya dari mendengar dan
memperhatikan kemudian menirukan. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan
mendengar/ menyimak harus lebih dulu dibina, kemudian kemampuan
menirukan ucapan, lalu aspek lainnya seperti membaca dan menulis. Ada
beberapa teknik melatih pendengaran/ telinga,yaitu:
• Guru bahasa
asing (Arab) hendaknya mengucapkan kata-kata yang beragam, baik dalam
bentuk huruf maupun dalam kata. Sementara peserta didik menirukannya di
dalam hati secara kolektif.
• Guru bahasa asing kemudian melanjutkan
materinya tentang bunyi huruf yang hampir sama sifatnya. Misalnya: ه -
ح, ء - ع س– ش, ز – ذ , dan seterusnya.
• Selanjutnya materi
diteruskan dengan tata bunyi yang tidak terdapat di dalam bahasa ibu
(dalam hal ini bahasa indonesia, -edt) peserta didik, seperti: خ, ذ, ث,
ص, ض dan seterusnya.
Adapun dalam pengajaran pengucapan dan peniruan dapat menempuh langkah-langkah berikut:
•
Peserta didik dilatih untuk melafalkan huruf-huruf tunggal yang paling
mudah dan tidak asing, kemudian dilatih dengan huruf-huruf dengan tanda
panjang dan kemudian dilatih dengan lebih cepat dan seterusnya dilatih
dengan melafalkan kata-kata dan kalimat dengan cepat. Misalnya : بى, ب,
با, بو dan seterusnya.
• Mendorong peserta didik ketika proses
pengajaran menyimak dan melafalkan huruf atau kata-kata untuk menirukan
intonasi, cara berhenti, maupun panjang pendeknya.
b. Mengajarkan
kalimat sebelum mengajarkan kata. Dalam mengajarkan struktur kalimat,
sebaiknya mendahulukan mengajarkan struktur kalimat/nahwu, baru kemudian
masalah struktur kata/sharaf. Dalam mengajarkan kalimat/jumlah
sebaiknya seorang guru memberikan hafalan teks/bacaan yang mengandung
kalimat sederhana dan susunannya benar.
Oleh karena itu, sebaiknya
seorang guru bahasa Arab dapat memilih kalimat yang isinya mudah
dimengerti oleh peserta didik dan mengandung kalimat inti saja, bukan
kalimat yang panjang (jika kalimatnya panjang hendaknya di penggal –
penggal). Contoh: اشتريت سيارة صغيرة بيضاء مستعملة مصنوعة في اليا بان
Kemudian dipenggal - penggal menjadi : اشتريت سيارة اشتريت سيارة صغيرة
اشتريت سيارة صغيرة بيضاء Dan seterusnya..
2. Prinsip korektisitas
(الدقة), Prinsip ini diterapkan ketika sedang mengajarkan materi الأصوات
(fonetik), التراكب (sintaksis), dan المعانى (semiotic). Maksud dari
prinsip ini adalah seorang guru bahasa Arab hendaknya jangan hanya bisa
menyalahkan pada peserta didik, tetapi ia juga harus mampu melakukan
pembetulan dan membiasakan pada peserta didik untuk kritis pada hal-hal
berikut: Pertama, korektisitas dalam pengajaran (fonetik). Kedua,
korektisitas dalam pengajaran (sintaksis). Ketiga, korektisitas dalam
pengajaran (semiotic).
a. Korektisitas dalam pengajaran fonetik
Pengajaran aspek keterampilan ini melalui latihan pendengaran dan
ucapan. Jika peserta didik masih sering melafalkan bahasa ibu, maka guru
harus menekankan latihan melafalkan dan menyimak bunyi huruf Arab yang
sebenarnya secara terus-menerus dan fokus pada kesalahan peserta didik.
b.
Korektisitas dalam pengajaran sintaksis Perlu diketahui bahwa struktur
kalimat dalam bahasa satu dengan yang lainnya pada umumnya terdapat
banyak perbedaan. Korektisitas ditekankan pada pengaruh struktur bahasa
ibu terhadap Bahasa Arab. Misalnya, dalam bahasa Indonesia kalimat akan
selalu diawali dengan kata benda (subyek), tetapi dalam bahasa Arab
kalimat bisa diawali dengan kata kerja ( فعل ).
c. Korektisitas
dalam pengajaran semiotik Dalam bahasa Indonesia pada umumnya setiap
kata dasar mempunyai satu makna ketika sudah dimasukan dalam satu
kalimat. Tetapi, dalam bahasa Arab, hampir semua kata mempunyai arti
lebih dari satu, yang lebih dikenal dengan istilah mustarak (satu kata
banyak arti) dan mutaradif (berbeda kata sama arti). Oleh karena itu,
guru bahasa Arab harus menaruh perhatian yang besar terhadap masalah
tersebut. Ia harus mampu memberikan solusi yang tepat dalam mengajarkan
makna dari sebuah ungkapan karena kejelasan petunjuk.
3. Prinsip
Berjenjang ( التدرج), Jika dilihat dari sifatnya, ada 3 kategori prinsip
berjenjang, yaitu: pertama, pergeseran dari yang konkrit ke yang
abstrak, dari yang global ke yang detail, dari yang sudah diketahui ke
yang belum diketahui. Kedua, ada kesinambungan antara apa yang telah
diberikan sebelumnya dengan apa yang akan ia ajarkan selanjutnya.
Ketiga, ada peningkatan bobot pengajaran terdahulu dengan yang
selanjutnya, baik jumlah jam maupun materinya.
a. Jenjang Pengajaran
mufrodat Pengajaran kosa kata hendaknya mempertimbangkan dari aspek
penggunaannya bagi peserta didik, yaitu diawali dengan memberikan materi
kosa kata yang banyak digunakan dalam keseharian dan berupa kata dasar.
Selanjutnya memberikan materi kata sambung. Hal ini dilakukan agar
peserta didik dapat menyusun kalimat sempurna sehingga terus bertambah
dan berkembang kemampuannya.
b. Jenjang Pengajaran Qowaid (Morfem)
Dalam pengajaran Qowaid, baik Qowaid Nahwu maupun Qowaid Sharaf juga
harus mempertimbangkan kegunaannya dalam percakapan/keseharian. Dalam
pengajaran Qawaid Nahwu misalnya, harus diawali dengan materi tentang
kalimat sempurna (Jumlah Mufiidah), namun rincian materi penyajian harus
dengan cara mengajarkan tentang isim, fi’il, dan huruf.
c. Tahapan
pengajaran makna ( دلالة المعانى) Dalam mengajarkan makna kalimat atau
kata-kata, seorang guru bahasa Arab hendaknya memulainya dengan memilih
kata-kata/kalimat yang paling banyak digunakan/ditemui dalam keseharian
meraka. Selanjutnya makna kalimat lugas sebelum makna kalimat yang
mengandung arti idiomatic. Dilihat dari teknik materi pengajaran bahasa
Arab, tahapan-tahapannya dapat dibedakan sebagai berikut: pertama,
pelatihan melalui pendengaran sebelum melalui penglihatan. Kedua,
pelatihan lisan/pelafalan sebelum membaca. Ketiga, penugasan kolektif
sebelum individu. Langkah-langkah aplikasi ( الصلابة والمتا نة) Ada
delapan langkah yang diperlukan agar teknik diatas berhasil dan dapat
terlaksana, yaitu:
• Memberikan contoh-contoh sebelum memberikan
kaidah gramatika, karena contoh yang baik akan menjelaskan gramatika
secara mendalam daripada gramatika saja.
• Jangan memberikan contoh
hanya satu kalimat saja, tetapi harus terdiri dari beberapa contoh
dengan perbedaan dan persamaan teks untuk dijadikan analisa perbandingan
bagi peserta didik.
• Mulailah contoh-contoh dengan sesuatu yang ada di dalam ruangan kelas/media yang telah ada dan memungkinkan menggunakannya.
•
Mulailah contoh-contoh tersebut dengan menggunakan kata kerja yang bisa
secara langsung dengan menggunakan gerakan anggota tubuh.
• Ketika
mengajarkan kata sifat hendaknya menyebutkan kata-kata yang paling
banyak digunakan dan lengkap dengan pasangannya. Misalnya hitam-putih,
bundar-persegi.
• Ketika mengajarkan huruf jar dan maknanya,
sebaiknya dipilih huruf jar yang paling banyak digunakan dan dimasukkan
langsung ke dalam kalimat yang paling sederhana. Contoh Jumlah ismiyyah:
الكتاب في الصندوق, Contoh jumlah fi’iliyah : خرج الطاب من الفصل
•
Hendaknya tidak memberikan contoh-contoh yang membuat peserta didik
harus meraba-raba karena tidak sesuai dengan kondisi pikiran mereka.
Peserta didik diberikan motivasi yang cukup untuk berekspresi melalui
tulisan, lisan bahkan mungkin ekspresi wajah, agar meraka merasa
terlibat langsung dengan proses pengajaran yang berlangsung
E. METODE PENGAJARAN BAHASA ARAB
Ibnu
khaldun berkata, “Sesungguhnya pengajaran itu merupakan profesi yang
membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan kecermatan karena ia sama
halnya dengan pelatihan kecakapan yang memerlukan kiat, strategi dan
ketelatenan, sehingga menjadi cakap dan professional.” Penerapan metode
pengajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien sebagai media
pengantar materi pengajaran bila penerapannya tanpa didasari dengan
pengetahuan yang memadai tentang metode itu. Sehingga metode bisa saja
akan menjadi penghambat jalannya proses pengajaran, bukan komponen yang
menunjang pencapaian tujuan, jika tidak tepat aplikasinya. Oleh karena
itu, penting sekali untuk memahami dengan baik dan benar tentang
karakteristik suatu metode. Secara sederhana, metode pengajaran bahasa
Arab dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: pertama, metode
tradisional/klasikal dan kedua, metode modern. Metode pengajaran bahasa
Arab tradisional adalah metode pengajaran bahasa Arab yang terfokus pada
“bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa Arab berarti
belajar secara mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab, baik aspek
gramatika/sintaksis (Qowaid nahwu), morfem/morfologi (Qowaid as-sharf)
ataupun sastra (adab). Metode yang berkembang dan masyhur digunakan
untuk tujuan tersebut adalah Metode qowaid dan tarjamah. Metode tersebut
mampu bertahan beberapa abad, bahkan sampai sekarang
pesantren-pesantren di Indonesia, khususnya pesantren salafiah masih
menerapkan metode tersebut. Hal ini didasarkan pada hal-hal sebagai
berikut: Pertama, tujuan pengajaran bahasa arab tampaknya pada aspek
budaya/ilmu, terutama nahwu dan ilmu sharaf. Kedua kemampuan ilmu nahwu
dianggap sebagai syarat mutlak sebagai alat untuk memahami teks/kata
bahasa Arab klasik yang tidak memakai harakat, dan tanda baca lainnya.
Ketiga, bidang tersebut merupakan tradisi turun temurun, sehingga
kemampuan di bidang itu memberikan “rasa percaya diri (gengsi)
tersendiri di kalangan mereka”. Metode pengajaran bahasa Arab modern
adalah metode pengajaran yang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai
alat. Artinya, bahasa Arab dipandang sebagai alat komunikasi dalam
kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab adalah kemampuan
untuk menggunakan bahasa tersebut secara aktif dan mampu memahami
ucapan/ungkapan dalam bahasa Arab. Metode yang lazim digunakan dalam
pengajarannya adalah metode langsung (tariiqah al - mubasysyarah).
Munculnya metode ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu
yang hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus
sebagaimana anak kecil belajar bahasa. Penjelasan:
1. Metode Qowa’id dan tarjamah (Tariiqatul al Qowaid Wa Tarjamah)
Penerapan
metode ini lebih cocok jika tujuan pengajaran bahasa Arab adalah
sebagai kebudayaan, yaitu untuk mengetahui nilai sastra yang tinggi dan
untuk memiliki kemampuan kognitif yang terlatih dalam menghafal
teks-teks serta memahami apa yang terkandung di dalam tulisan-tulisan
atau buku-buku teks, terutama buku Arab klasik, Ciri metode ini adalah:
a.
Peserta didik diajarkan membaca secara detail dan mendalam tentang
teks-teks atau naskah pemikiran yang ditulis oleh para tokoh dan pakar
dalam berbagai bidang ilmu pada masa lalu baik berupa sya’ir, naskah
(prosa), kata mutiara (alhikam), maupun kiasan-kiasan (amtsal).
b.
Penghayatan yang mendalam dan rinci terhadap bacaan sehingga peserta
didik memiliki perasaan koneksitas terhadap nilai sastra yang terkandung
di dalam bacaan. (bahasa Arab - bahasa ibu).
c. Menitikberatkan perhatian pada kaidah gramatika (Qowa’id Nahwu/Sharaf) untuk menghafal dan memahami isi bacaan.
d.
Memberikan perhatian besar terhadap kata-kata kunci dalam menerjemah,
seperti bentuk kata kiasan, sinonim, dan meminta peserta didik
menganalisis dengan kaidah gramatikal yang sudah diajarkannya (mampu
menerjemah bahasa ibu ke dalam Bahasa Arab)
e. Peserta tidak
diajarkan menulis karangan dengan gaya bahasa yang serupa / mirip,
dengan gaya bahasa yang dipakai para pakar seperti pada bacaan yang
telah dipelajarinya, terutama mengenai penggunaan model gaya bahasa, al –
itnab at Tasbi’ al Istiarah yang merupakan tren / gaya bahasa masa
klasik.
Aplikasi Metode Qowa’id dan tarjamah dalam proses pembelajaran;
a.
Guru mulai mendengarkan sederetan kalimat yang panjang yang telah
dibebankan kepada peserta didik untuk menghafalkan pada kesempatan
sebelumnya dan telah dijelaskan juga tentang makna dari kalimat-kalimat
itu.
b. Guru memberikan kosa kata baru dan menjelaskan maknanya ke
dalam bahasa local/bahasa ibu sebagai persiapan materi pengajaran baru.
c.
Selanjutnya guru meminta salah satu peserta didik untuk membaca buku
bacaan dengan suara yang kuat (Qiroah jahriah) terutama menyangkut
hal-hal yang biasanya peserta didik mengalami kesalahan dan kesulitan
dan tugas guru kemudian adalah membenarkan.
d. Kegiatan membaca teks
ini diteruskan hingga sekuruh peserta didik mendapat giliran. e.Setelah
itu siswa yang dianggap paling bisa untuk menterjemahkan, kemudian
selanjutnya diarahkan pada pemahaman struktur gramatikanya12.
2. Metode langsung (al Thariiqatu al Mubaasyarah)
Penekanan
pada metode ini adalah pada latihan percakapan terus-menerus antara
guru dan peserta didik dengan menggunakan bahasa Arab tanpa sedikitpun
menggunakan bahasa ibu, baik dalam menjelaskan makna kosa kata maupun
menerjemah, (dalam hal ini dibutuhkan sebuah media). Perlu menjadi bahan
revisi disini adalah bahwa dalam metode langsung, bahasa Arab menjadi
bahasa pengantar dalam pengajaran dengan menekankan pada aspek penuturan
yang benar ( al - Nutqu al – Shahiih), oleh karena itu dalam
aplikasinya, metode ini memerlukan hal-hal berikut;
a. Materi pengajaran pada tahap awal berupa latihan oral (syafawiyah)
b.
Materi dilanjutkan dengan latihan menuturkan kata-kata sederhana, baik
kata benda ( isim) atau kata kerja ( fi’il) yang sering didengar oleh
peserta didik.
c. Materi dilanjutkan dengan latihan penuturan kalimat
sederhana dengan menggunakan kalimat yang merupakan aktifitas peserta
didik sehari-hari.
d. Peserta didik diberikan kesempatan untuk berlatih dengan cara Tanya jawab dengan guru/sesamanya.
e.
Materi Qiro’ah harus disertai diskusi dengan bahasa Arab, baik dalam
menjelaskan makna yang terkandung di dalam bahan bacaan ataupun jabatan
setiap kata dalam kalimat.
f. Materi gramatika diajarkan di sela-sela pengajaran,namun tidak secara mendetail.
g. Materi menulis diajarkan dengan latihan menulis kalimat sederhana yang telah dikenal/diajarkan pada peserta didik.
h.
Selama proses pengajaran hendaknya dibantu dengan alat peraga/media
yang memadai. Penutup Sebagai penutup, bahwa alur makalah ini lebih
menekankan tentang pentingnya: Seorang guru (pendidik) sebaiknya
memahami prinsip - prinsip dasar pengajaran bahasa Arab diatas sebagai
bahasa asing dengan menggunakan metode yang memudahkan peserta didik dan
tidak banyak memaksakan peserta didik ke arah kemandegan berbahasa.
Adapun bagi bagi seorang siswa, bahwasanya belajar bahasa apapun,
semuanya membutuhkan proses, banyak latihan dan banyak mencoba.
Penelitian
tentang metodologi pengajaran Bahasa Asing ( Bahasa Arab ) kepada para
pelajar pribumi cukup minim sekali sehingga mengakibatkan adanya
ketimpangan antara proses pengajaran dengan kemampuan kebahasaan.
Pada
saat ini perlu kiranya mereposisi kembali metode pengajaran bahasa Arab
sesuai dengan tujuan bahasa itu sendiri sebagai alat komunikasi dan
alat akulturasi budaya, antara lain:
1. Murid lebih diperkenalkan bahasa populer yang digunakan oleh penutur bahasa Arab asli dengan menghadirkan native speaker
2. Metode pengajaran Bahasa lebih menekankan kepada kemampuan komunikasi verbal daripada non verbal.
3.
Materi pengajaran Bahasa Arab tidak hanya memperkenalkan tentang kosa
kata, struktur bahasa akan tetapi lebih dikembangkan kepada pengenalan
terhadap budaya Timur tengah sebagai produk bahasa
4. Materi konsep dan penerapan didudukan dalam proporsional, waktu belajar, muatan materi dan sumber belajar
F. TIPS DAN TRIK MUDAH MEMAHAMI BAHASA ARAB
1. Tetapkan Tujuan
Agar
lebih mudah dalam memotivasi diri Anda belajar, Anda harus mempunyai
suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan-tujuan tersebut dapat berjangka
pendek ataupun panjang. Salah satu tujuan jangka pendek dalam belajar
bahasa Arab adalah mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa arab.
Sedangkan tujuan jangka panjang bisa memahami bahasa Alquran.
2. Siap Bekerja Keras
Belajar
suatu bahasa tidaklah mudah. Banyak orang yang mempunyai kesibukan lain
selain belajar bahasa Arab. Anda harus mengerti akan hal ini dan
bersabar dalam proses belajar Anda. Namun tidak banyak yang akan Anda
capai bila Anda tidak berusaha. Kami dapat menyediakan para instruktur
yang berkualitas untuk Anda. Namun, kemajuan Anda banyak bergantung pada
diri Anda sendiri.
3. Luangkan Waktu
Banyak di antara kita
mempunyai kehidupan yang sibuk dan biasanya tidak mudah untuk memasukkan
hal baru ke dalam rutinitas sehari-hari kita. Belajar bahasa Arab
membutuhkan disiplin. Anda perlu meluangkan waktu untuk belajar dan
benar-benar belajar pada saat itu. Tidak masalah bila Anda
mengalihkannya dengan alasan Anda terlalu lelah sesekali, tetapi jangan
menjadikan itu suatu kebiasaan. Jadikan bahasa Arab bagian yang tak
terpisahkan dari jadwal rutinitas Anda.
4. Bertanyalah
Jangan takut untuk bertanya. Guru-guru anda akan membantu Anda.
5. Lakukan Pekerjaan Tambahan
Mempunyai
seorang guru yang akan memberikan instruksi dan bimbingan kepada Anda
sangatlah penting. Namun, sebenarnya Anda juga dapat belajar sendiri;
yang mana hal ini dapat membuat Anda menjadi seorang pelajar bahasa yang
sukses. Jangan menunggu hanya saat kelas saja baru mengeluarkan buku
bahasa Arab Anda.
6. Nonton Film Berbahasa Arab
Ini cara terbaik
belajar bahasa pergaulan dan melatih kemampuan mendengar. Anda tidak
harus mengerti setiap kata untuk mengerti kejadian di film. Gunakan teks
bahasa Arab untuk membantu Anda mengerti –juga cara terbaik untuk
melatih kemampuan membaca. Pilih film yang mudah dimengerti. Film-film
dengan dialog singkat, diikuti dengan jeda tanpa dialog adalah yang
paling ideal, karena memberikan waktu untuk menyerap bahasa tersebut.
Film romantis termasuk dalam kategori ini.
7. Dengarkan Lagu Bahasa Arab
Musik
bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk belajar bahasa Arab. Lain
kali jika Anda pergi ke tempat karaoke atau bernyanyi di depan TV rumah
Anda, cobalah menyanyikan satu lagu bahasa Arab. Ini cara yang baik
untuk melatih mengekspresikan diri dalam berbahasa Arab dan meningkatkan
pengertian orang terhadap apa yang Anda katakan pada mereka dalam
bahasa Arab.
8. Membaca
Membaca adalah cara terbaik untuk belajar
kosa kata baru. Cobalah membaca cerita-cerita pendek daripada cerita
novel yang panjang. Biasanya cerita ini terbagi dalam beberapa bab
pendek yang dapat dibaca dan dianalisa bahasanya. Anda tidak harus
mengerti setiap kata yang tertulis. Coba mengerti artinya secara umum.
Garis-bawahi kata-kata yang tidak mengerti dan cobalah menerka artinya
berdasarkan hubungan kalimat. Lalu gunakan kamus Anda untuk mencari dan
melihat apakah Anda benar. Gunakan graded readers (buku belajar
membaca).
Biasanya tersedia sejumlah pertanyaan untuk menguji pemahaman Anda terhadap apa yang baru Anda baca.
9. Bergabung dengan Annadi Al lughawi
Cari
komunitas yang atau lingkungan yang membiasakan menggunakan bahasa arab
untuk komunikasi, kalau tidak ada maka carilah teman yang mau diajak
untuk bergabung membuat club bahasa tersebut, Bergabunglah bersama
mereka. Ajukan pertanyaan. Kesempatan bertemu dengan orang-orang yang
tertarik untuk belajar bahasa Arab seperti Anda.
10. Gunakan Internet
Internet
adalah penemuan yang menakjubkan, yang mengubah cara hidup kita.
Walaupun menyenangkan bisa membaca “People” setiap hari atau ngobrol
dengan teman-teman secara online, rasanya sia-sia bila kita tidak
menggunakan internet untuk belajar bahasa.
11. Baca Surat Kabar Berbahasa Arab
Tersedia beberapa surat kabar yang menyediakan informasi dan materi yang menarik untuk dibaca.
12. Dengarkan Radio
Coba dengarkan radio dari bagian dunia yang menggunakan bahasa Arab.
13. Chat
Anda
dapat menggunakan MSN, Yahoo dan program chat lainnya untuk
bercakap-cakap dalam bahasa Arab secara online. Coba cari beberapa teman
Anda yang berbahasa Arab. Bila Anda menggunakan Skype, ajak teman-teman
Anda untuk menggunakannya juga dan telepon mereka secara gratis melalui
komputer Anda.
14. Jangan Malu-malu
Ada beberapa cara kuno yang
walaupun aneh kedengarannya namun bisa membantu: Meningkatkan pelafalan
Anda: Gunakan cermin untuk berlatih membuat bunyi-bunyi yang sulit dalam
bahasa Arab; rekam saat Anda berbicara bahasa Arab dan dengarkan
setelahnya, perhatikan penekanan, intonasi dan fonem Anda.
15. Berpikir dalam bahasa Arab:
Lakukan
percakapan imajinasi Anda dalam bahasa Arab. Pikirkan apa yang hendak
Anda katakan.Berbicaralah dengan teman Anda menggunakan bahasa Arab:
Cobalah berbicara dalam bahasa Arab dengan teman teman Anda. Tidak perlu
kuatir dengan pelafalan yang kurang bagus – berbicara secara teratur
akan meningkatkan rasa percaya diri Anda dan Anda akan maju lebih pesat.
Sebaik
apaun metode, strategi yang di tawarkan ahli, tidak akan mampu
meningkatkan prestasi berbahasa seseorang, tanapa membiasakan diri untuk
membaca, melatih dan mencoba untuk dipraktekan dalam kehidupan
sehari-hari minimal dengan komunitas berbahasa.
Daftar Pustaka
Syihabudin, M.A. (2005). “Penerjemahan Arab Indonesia”. Teori dan Praktek. Bandung:HUMANIORA.
Audah, A. (1996). “Masalah Penerjemahan Arab-Indonesia”. Berita Buku (8). 56, 27-29.
Munir
M.Ag. (2005). “Pengajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing”.
Rekonstruksi dan Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam. Yogyakarta :
Global Pustaka Utama.
Mujahid, A.K. (1985). Ad-Dilalah al-Lughawiyyah `Indal ~Arab. Yordania: Daru ad-Dhiya.
Moeliomo, A.M. (1985). Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.
Kridalaksana,
H. (1984) ”Sintaksis Fungsional: Sebuah Sintesis”. Dalam Penyelidikan
Bahasa dan Perkembangan Wawasannya. Jakarta: Masyarakat Linguistik
Indonesia.
‘Atha, I.M. (1996). Thuruqu Tadris al – Lughah al –
‘Arabiyah Wa al – Tarbiyah al – Diniyah. Kairo: Maktabah al – Nahdhah al
– Mishriyah.