INTELIJENSI
Disusun
Oleh
Nama : 1. Muhammad Shoheh
2. Nurul Zakia Hulua
Jurusan : PBA/A
Semester : III
Mata kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen : 1. Drs.Thomas Helmy,M.Ag
2. Iin Yulianti,S.Ag,MA
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
2010/2011
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL............................................................................................... i
DAFTAR
ISI............................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................2
A.
Pengertian
Inteligensi................................................................................3
1) Hubungan inteligensi dengan kemampuan
anak.................................
2) Inteligensi tingkat tinggi & tingkat
rendah..........................................
B.
Faktor
yang mempengaruhi
inteligensi.....................................................4
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar belakang
Orang
berpikir menggunakan pikiran ( intelek)-nya. Cepat tidaknya dan terpecahkan
atau tidaknya suatu masalah tergantung pada kemampuan Intelijensinya. Dilihat
dari intelijensinya, kita dapat mengatakan seseorang itu pandai atau bodoh,
pandai sekali/ cerdas (genius) atau pandir/idiot.
Intelijensi ialah
kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu
dengan cara yang tertentu.
William Stern mengemukakan
bahwa intelijensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan.
Pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelijensi
seseorang.
Kemudian Faktor –faktor
yang mempengaruhi intelijensi seseorang, sehingga terdapat perbedaan
intelijensi seseorang dengan yang lain ialah: pembawaan, kematangan,
pembentukan, minat dan pembawaan yang khas, dan kebebasan.
Dalam makalah ini kami
akan memaparkan lebih jelas didalam bab pembahasan.
Rumusan Masalah
1. Pengertian intelijensi?
2. Faktor yang mempengaruhi intelijensi?
PEMBAHASAN
A.Pengertian Intelijensi
Dari berbagai sumber buku yang berbeda penulisnya,
maka disini pemakalah akan menulis semua
pendapat yang berbeda-beda tentang pengertian dan faktor-faktor yang
mempengaruhi intelijensi.
Menurut
M. Ngalim purwanto, Intelijensi adalah kemampuan yang dibawa sejak
lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: Intelijensi ialah
kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan
alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuan.
William stern berpendapat
bahwa intelijensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan.
Pendidikan atau pengaruh lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelijensi
seseorang. Juga Prof.waterink seorang Mahaguru di Amsterdam, menyatakan bahwa
menurut penyelidikannya belum dapat dibuktikan bahwa intelijensi dapat
diperbaiki atau dilatih. Belajar berpikir hanya diartikannya, bahwa banyak
pengetahuan bertambah akan tetapi tidak berarti bahwa kekuatan berpikir
bertambah baik.
Pendapat – pendapat baru
membuktikan bahwa intelijensi pada anak-anak yang lemah pikiran dapat juga
dididik dengan cara yang lebih tepat (
lihat hasil penyelidikan Frohn) juga kenyataan membuktikan bahwa daya pikir
anak-anak yang telah mendapat pendidikan dari sekolah, menunjukkan sifat-sifat
yang lebih baik dari pada anak yang tidak bersekolah.
Dari batasan yang
dikemukakan diatas, dapat kita ketahui bahwa:
a.
Intelijensi
itu ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa bersangkutan di dalamnya
(ingatan, fantasi, perasaan, perhatian, minat, dan sebagainya turut
mempengaruhi intelijensi seseoarang)
b. Kita dapat mengetahui intelijensi, dari
tingkah laku perbuatan yang tampak. Intelijensi hanya dapat kita ketahui dengan
cara tidak langsung, melalui “ kelakuan intelijensinya”
c. Bagi suatu perbuatan intelijensi bukan
hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir saja yang penting. Faktor-faktor
lingkungan dan pendidikan pun memegang peranan.
d.
Bahwa
manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang
baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai
tujuan itu.
Menurut H.M.Alisuf sabri,Kemampuan inelijensi dalam fungsinya yang
disebutkan bukanlah kemampuan ginetis yang dibawa sejak lahir, melainkan
kemampuan hasil pembentukan atau perkaembangan yang dicapai oleh individu.
Seseorang menunjukkan intelijensinya ketika ia
bertindak atau berbuat suatu situasi intelijen/cerdas atau bodoh, intelijensi
seseorang dapat dilihat dalam caranya orang tersebut berbuat atau
bertindak.selanjutnya Woodworth mengemukakan bahwa intelijensi itu erat hubungannya
dengan “ intelek atau pengetahuan “, tetapi inteligensi itu bukan berarti
merupakan kwantitas pengetahuan yang
dimilki seseoarang, melainkan inteligensi berkenaan dengan kwalitas intelek.
Inteligensi merupakan kemampuan intelektual yang
berdaya guna untuk bertindak atau berbuat dalam suatu situasi atau dalam
menyelesaikan suatu masalah atau tugas, misalnya menulis surat,mencatat,
mengarang,menerima dan menyerap pelajaran, mempelajari buku, menghadapi ujian,
memecahkan masalah.dalam bertindak atau
berbuat maka disitu terlihat inteligensi seseorang, jadi orang yang inteligen
adalah orang yang mampu berbuat/bertindak dengan bijaksana (cepat,tepat,dan
berhasil).
Untuk lebih jelasnya pap yang dimaksud dengan
inteligensi itu sebaiknya kita ambil beberapa definisi ini, sebagai berikut:
a)
Menurut
David C. Edward.
Inteligensi adalah kemampuan umum mental individu
yang tampak dalam caranya bertindak, berbuat atau dalam memecahkan masalah atau
dalam melaksanakan tugas.
b) Menurut Robert E. Silverman:
Inteligensi merupakan suatu kemampuan mental
individu yang ditunjukkan melalui kuwalitas kecepatan,ketepatan dan
keberhasilannya dalam bertindak/berbuat atau memecahkan masalah yang dihadapi.
c) Menurut Dennis Coon:
Makin tinggi taraf
kemampuan integensi sesorang akan makin cepat, makin tepat adan makin
berhasil penuh dalam bertindak /berbuat atau memecahkan masalah, sebalaiknya
makin rendah kemampuan inteligensi seserorang akan makin tidak berbuat apa-apa,
apa lagi untuk mmecahkan maslah, mengurus kebutuhan sendiri yang rutin
sehari-hari pun tak mampu.
d)
Integensi
bagi manusia berfungsi untuk menyesuaikan diri secar mental terhadap lingkungan
yang dihadpi. Karena itu kemampuan inteligensi mencangkup berbagai lapangan,baik
kemampuan verbal(bepikir,berpidato,pengetahuan, kesenian dan sebagainya),
maupun kecakapan yang berkaitan dengan
bertindak(melukis,menari,memahat, tinju, dan mengendarai kendaraan).
Pada tingkat inteligensi tinggi hanya menonjol pada suatu bidang
kemampuan/keterampilan tertentu.
1)Hubungan Inteligensi dengan kemampuan Anak
Sebagaiman telah diuraikan diatas bahwa
inteligensi adalah kemapuan umum mental individu yang tampak dalam caranya
bertindak/berbuat , memecahkan masalah, atau dalam melaksanakan tugas.yang
taraf kwalitas kemampuannya itu diukur dengan kecepatan,ketepatan dan
keberhasilan dalam pelaksanaannya.
Inteligensi sebagai suatu
kemampuan bukan hanya dapat diwujudkan setelah manusia menjadi dewasa atau
setelah potensi berkembang saja, tetapi kemampuan inteligensi tersebut dapat
juga difungsikan pada taraf kehidupan/perkembangan yang lebih dini yaitu pada
masa kanak-kanak.
Dalam peroses
perkembangannya dan kehidupan anak sehari-hari tampak adanya perbedaan
kemampuan dalam melaksanakn aktifitas-aktifitas dan dalam menyelesaikan masalah
–masalah. Pada umumnya anak-anak memiliki inteligensi, akan mampu dengan cepat
dan berhasil dalam melaksanakn dan menyelesaikan tugas-tugas, tetapi sebaliknya
anak yang rendah inteligensinya pada umunya kurang mampu sehingga lambat atau
sulit dan kurang berhasil dalam menyelsaikan tugas-tugas.
Oleh karna itu disekolah,
inteligensi anak juga akan akan mempengaruhi tempo dan kwalitas prestasi hasil
belajar mereka. Cepat lambatnya tempo belajar siswa dalam menerima dan menyerap
pelajaran dipengaruhi tingkat inteligensi.
2)Inteligensi Tingkat tinggi dan tingkat rendah
Salah satu segi perbedaan individual pada manusia
ialah adanya perbedaan taraf inteligensi (IQ) pada manusia, secara curl nomal digambarkankondisiinteligensi
manuia itu bertingkat –tingkat yang dibedakan dri tingkatinteligeni tinggi
sampai inteligensi yang srendah,ang secar lengkapnya perbedaan tingkat
inteligensi tersebut menurut pembagian/penggolongan Woodworth dan marquis adalah
sebagai berikut:
Interval class inteligensi
140 - keatas =genius
120 - 139 =
sangat cerdas
110 - 119 =cerdas
90 - 109 =normal
80 - 89 =bodoh
70-
79 =batas potensi
50-
59 =debil
30 - 49 =ambisil
Dibawah 30 =idiot
Adanya
perbedaan inteligensi pada manusia itu berarti menunjukkan adanya perbedaan
kemampuan diantara manusia. Tetapi perbadaan kemampuan/inteligensi ini jangan
dijadikan frustasi, oleh karna itu harus diterima dan disadari agar dapat
diadaptasi dan disyukuri sehingga dapat mempunyai arti bagi kehidupannya nanti.
B.Faktor-faktor yang mempengaruhi Intelijensi
Menurut Ngalim purwanto:
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi intelijensi, sehingga
terdapat perbedaan intelijensi seseorang dengan yang lain iallah:
a. Pembawaan: Pembawaan ditentukan oleh
sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.” Batas kesanggupan kita”,
yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita. Orang itu ada
yang pintar dan ada yang bodoh. Meskipun menerima latihan dan pelajaran yang
sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.
b. Pembentukan: ialah segala keadan diluar
diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelijensi. Dapat kita bedakan
pembentukan sengaja ( seperti yang dilakukan di sekolah-sekolah) dan
pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
c. Kebebasan: berarti bahwa manusia itu dapat
memilih metode-metode yang tentu dlam memecahkan masalah-masalah. Manusia
mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas memilih masalah sesuai dengan
kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak
selamanya syarat dalam perbuatan intelijensi.
Semua faktor tersebut diatas bersangkut paut satu
sama lain. Untuk menentukan intelijen atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat
hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut diatas. Seluruh pribadi
turut serta menentukan dalam perbuatan intelijensi seseorang.
Menurut sumardi surya brata: analisis faktor ,
suatu teknik yang mula-mula dirintis oleh Sperman, dan kemudian cepat
berkembang, Psikologi yang begitu besar peranannya dalam psikologi dewasa ini
banyak sekali bersandar pada analisis faktor
itu.
1) Teori Spearman
Dengan teknik analisis faktor spearman menemukan
bahwa bahwa tingkah laku manusia itu dimungkinkan(disebabkan) oleh dua faktor,
yaitu:
Ø Faktor umum,general faktor, dan
Ø Faktor-faktor khusus tertentu special
faktor)
Faktor umum atau general adalah yang dilambangkan
dengan huruf g yang merupakan hal atau faktor yang mendasari segala tingkah
laku orang. Jadi tiap didalam tingkah laku itu berjalan faktor g itu.sedangkan
faktor sepecial faktor adalah yang dilambangkan dengan huruf s, hanya berfungsi
pada tingkah laku-tingkah laku khusus saja. Jadi tiap tingkah laku itu
dimungkinkan atau didasari oleh dua faktor, yaitu : faktor g dan s.
Selanjutnya spearman berpendapat , bahwa faktor g
it tergantung kapada dasar, sedangkan faktor s itu dipengaruhi oleh pengalaman
( lingkungan,pendidikan ).
2) Teori Thomson
Thomson tidak
menyetujui pendapat spearman tersebut. Menurut dia yang disebut faktor g
oleh sperman itu tidak ada, betul secara statistik spearman tealh menunjukkan
adanya fsktor g itu.tetapi menurut thomson pembuktian spearman tidak
menunjukkan tiidak betul, jadi yang
disebut oleh spearman faktor g itu tidak ada, yang ada hanyalah bermacam-macam
faktor khuud, faktor-faktor s.
Faktor s ini tidak tergantung pada turunan atau
dasr, melainkan tergantung pada pendidikan. Adanya anak-anak dari golongan atau
lebih cerdas dari pada anak –anak dari golongan rendah itu bukan karena dasar
melainkan karena mereka lebih banyak mempunayi kesempatan untuk belajar.
3) Teori Cyrill Burt
Pnedirian
burt sangat dekat dengan pendirian spearman. Dia sependapat dengan spearman bahwa pada manusia terdapat faktor g, yang
mendasari semua tingkah lakunya, dan seperti spearman berpendapat , bahwa
tiap-tiap orang memiliki banyak faktor.
Tetapi disamping
kedua macam faktor itumenurut burt masih ada lagi faktor yang ketiga, yaitu
faktor kelompok atau yang sering dilambangkan dengan huruf c. Faktor c ini
adalah faktor yang berfungsi pada sejumlah tingkah laku, jadi tiap tingkah laku
itu menurut burt dimungkin oleh ketiga macam faktor, yaitu faktor g, faktor c,
dan faktor s.
KESIMPULAN
Dari berbagai sumber buku yang berbeda penulisnya,
maka disini pemakalah akan menulis semua
pendapat yang berbeda-beda tentang pengertian dan faktor-faktor yang
mempengaruhi intelijensi.
Menurut
M. Ngalim purwanto, Intelijensi adalah kemampuan yang dibawa sejak
lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: Intelijensi ialah
kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan
alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuan.
Menurut H.M.Alisuf sabri,Kemampuan inelijensi dalam fungsinya yang
disebutkan bukanlah kemampuan ginetis yang dibawa sejak lahir, melainkan
kemampuan hasil pembentukan atau perkaembangan yang dicapai oleh individu
Menurut
Ngalim purwanto: Faktor –
faktor yang dapat mempengaruhi
intelijensi, sehingga terdapat perbedaan intelijensi seseorang dengan yang lain
iallah
a) Pembawaan:
b)Pembentukan
c)Kebebasan:
Menurut sumardi surya brata: analisis faktor ,
suatu teknik yang mula-mula dirintis oleh Sperman, dan kemudian cepat
berkembang, Psikologi yang begitu besar peranannya dalam psikologi dewasa ini
banyak sekali bersandar pada analisis faktor
1)Teori Spearman
DAFTAR
PUSTAKA
M. Ngalim purwanto,MP,Drs, Psikologi pendidikan, Remaja Rosdakarya offset,Bandung, 1984
Sabri,Drs.H.M. alisuf ,psikologi pendidikan,
cv.pedoman ilmu jaya,1996,jakarta
Suryabrata,Sumardi, Psikologi pendidikan, PT.Raja
Grafindo persada.jakarta,1995
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking