BUSSINES PLANT BUDIDAYA SINGKONG
1.MUHAMMAD SHOHEH
2.ANHARI
3.ALEKSANDRA
4.WAHYU WIDIAR
NINGSIH
5.DEASI ARISANDI
“BANGUNLAH SEBUAH SIKAP BERTRIMA KASIH.
KATAKAN TERIMA KASIH PADA SETIAP ORANG
ATAS SEGALA SESUATU YANG MEREKA LAKUKAN
NTUK ANDA. INI ADALAH INVESTASI TERHADAP
PELUANG JUTAAN TANPA
MODAL”
1.PENDAHULUAN
A.Latar
belakang
Dengan senantiasa memohon rahmat,
berkat dan limpahan kasih sayang serta bimbingan serta perlindungan dari tuhan
yang mahah esa, dalam rangka membudidayakan tanaman singkong yang merupakan
tanaman yg memiliki manfaat besar bagi masyarakat seperti buahnya bisa
dijadikan bahan pangan pokok pengganti beras. begitu juga, ketela pohon
sekaligus bisa dijadikan peluang bisnis baik ditingkat nasional maupun
ditingkat internasional.
Pengembangan
prakarsa kemandirian harus didorong dengan cara mengembangkan berbagai
potensi masyarakat, memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki dan
mengoptimalkan hasil – hasil dari prakarsa dan pemanfaatan tersebut, sehingga
berbagai upaya dimaksud harus berujung dan bertumpu kepada kesejahteraan
rakyat, dan kemakmuran daerah yang bersangkutan, berdasarkan sendi – sendi
keadilan dan pemerataaan.
Salah
satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah pengembangan sector
AGROBISNIS, yang memang sudah merupakan ciri utama dan mayoritas kehidupan
masyarakat di negara kita, dimana sebagian besar penduduknya bertempat tinggal
dipedesaan, dengan hidup mengandalkan dari sector pertanian. Berdasarkan
Program Menteri Pertanian dengan keputusan Menteri Pertanian Nomor :
867/kpts/TP.240/11/98 tertanggal 4 Nopember 1998 di Jakarta perihal PELEPASAN
UBI KAYU LOKAL SINGKONG RAKSASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA PT.CENTRAL
DAYA.
Ketela pohon merupakan tanaman pangan berupa
perdu dengan nama lain ubi kayu, singkong atau kasape. Ketela pohon berasal
dari benua Amerika, tepatnya dari negara Brazil. Penyebarannya hampir ke
seluruh dunia, antara lain: Afrika, Madagaskar, India, Tiongkok. Ketela pohon
berkembang di negara-negara yang terkenal wilayah pertaniannya dan masuk ke
Indonesia pada tahun 1852.
Klasifikasi tanaman ketela pohon adalah sebagai berikut:
1. Kingdom
: Plantae atau tumbuh-tumbuhan
2. Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
3. Sub
divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
4. Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping
dua
Varietas-varietas
ketela pohon unggul yang biasa ditanam, antara lain: Valenca, Mangi, Betawi,
Basiorao, Bogor, SPP, Muara, Mentega, Andira 1, Gading, Andira 2, Malang 1,
Malang 2, dan Andira 4.
Di
Indonesia, ketela pohon menjadi makanan bahan pangan pokok setelah beras dan
jagung. Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup
tinggi, atau untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan. Kayunya bisa
digunakan sebagai pagar kebun atau di desa-desa sering digunakan sebagai kayu
bakar untuk memasak. Dengan perkembangan teknologi, ketela pohon dijadikan
bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku industri pakan. Selain itu
digunakan pula pada industri obat-obatan.
Di
dunia ketela pohon merupakan komoditi perdagangan yang potensial. Negara-negara
sentra ketela pohon adalah Thailand dan Suriname. Sedangkan sentra utama ketela
pohon di Indonesia di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Budidaya
tanaman singkong dimaksudkan yg dapat bisa dijadikan ajang bisnis ditingkat
nasiaonal maupun ditingkat internasiaoanal, dan dibisnis inilah bisa dijadikan
kerjama yang baik, dunia bisnis adalah urat nadi pembentukan Negara maju yang
bisa membantu pemerintah dibidang ekspor dalam memenuhi permintaan pasar dunia.
2.ISI
(TUJUAN BESAR)
1. sebagai wahana program agro bisnis pembudidayaan
singkong
2. sebagai bagian dari solusi
mensejahterakan rakyat & mengurangi pengangguran.
3. membentuk Negara maju
4.
memenhi pendapat sosiolog david McClelland yaitu suatu Negara akan makmur bila memiliki
Pengusaha sedikitnya 2% dari jumlah penduduk. Dari hasil penelitiannya
disingapura sudah 7,2% pengusaha
padahal pada tahun 2001 baru 2,1%. Semetara diindonesia hanya 0,18% dari Penduduk atau 400 orang/pengusaha.
5. Memberi
kesempatan petani lokal untuk berkiprah lebih baik lagi di pasar internasional.
3.VISI
Visi dari PT.CENTRAL DAYA akan
melakukan berbagai aktivitas menghasilkan
singkong yang unggul yang akan dilakukan dengan produktivitas dari
pemilihan iklim yang tepat & cocok untuk produksi singkong hingga pasca
panen. Disini akan dipaparkan secara detail:
SYARAT PETUMBUHAN
|
1.1.
|
Iklim
a)
|
Curah
hujan yang sesuai untuk tanaman ketela pohon antara 1.500-2.500 mm/tahun.
|
b)
|
Suhu
udara minimal bagi tumbuhnya ketela kohon sekitar 10 derajat C. Bila
suhunya di bawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit
terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
|
c)
|
Kelembaban udara
optimal untuk tanaman ketela pohon antara 60-65%.
|
d)
|
Sinar matahari
yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon sekitar 10 jam/hari terutama
untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
|
|
1.2.
|
Media Tanam
a)
|
Tanah
yang paling sesuai untuk ketela pohon adalah tanah yang berstruktur
remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya
bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang
baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Untuk pertumbuhan
tanaman ketela pohon yang lebih baik, tanah harus subur dan kaya bahan
organik baik unsur makro maupun mikronya.
|
b)
|
Jenis
tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon adalah jenis aluvial
latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
|
c)
|
Derajat
keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar
antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8. Pada umumnya tanah di Indonesia
ber-pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0-5,5, sehingga seringkali
dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.
|
|
1.3.
|
Ketinggian Tempat
Ketinggian
tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ketela pohon antara 10–700 m dpl,
sedangkan toleransinya antara 10–1.500 m dpl. Jenis ketela pohon tertentu
dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
|
|
PEDOMAN BUDIDAYA
|
2.1.
|
- Pembibitan
- Persyaratan Bibit
Bibit yang baik untuk bertanam ketela pohon harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a)
|
Ketela
pohon berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan).
|
b)
|
Ketela
pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam.
|
c)
|
Batangnya
telah berkayu dan berdiameter + 2,5 cm lurus.
|
d)
|
Belum
tumbuh tunas-tunas baru.
|
- Penyiapan Bibit
Penyiapan bibit ketela pohon meliputi hal-hal sebagai berikut:
a)
|
Bibit
berupa stek batang.
|
b)
|
Sebagai
stek pilih batang bagian bawah sampai tengah.
|
c)
|
Setelah
stek terpilih kemudian diikat, masing-masing ikatan berjumlah antara
25–30 batang stek.
|
d)
|
Semua
ikatan stek yang dibutuhkan, kemudian diangkut ke lokasi penanaman.
|
|
|
2.2.
|
Pengolahan Media Tanam
- Persiapan
Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah:
a)
|
Pengukuran
pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan
cairan pH tester.
|
b)
|
Penganalisaan
jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk
mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
|
c)
|
Penetapan
jadwal/waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu
diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan
tanamanlainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi
beberapa variasi tanaman yang sejenis.
|
d)
|
Luas
areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani
ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan
karena berkaitan erat dengan perkiraan harga pada saat panen dan pasar.
Apabila pada saat panen nantinya harga akan anjlok karena di daerah
sentra penanaman terjadi panen raya maka volume produksi diatur
seminimal mungkin.
|
- Pembukaan dan Pembersihan Lahan
Pembukaan
lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma
(tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya. Tujuan
pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan
menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada.
Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun
dengan mesin traktor.
Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau, pada tanah
tegalan yang arealnya relatif lebih sempit oleh alat bajak dan alat garu
sampai tanah siap untuk ditanami.
- PembentukanBedengan
Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian.
Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan/larikan
ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti
pembersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.
- Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat
masam/tanah gembut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang
digunakan adalah kapur kalsit/kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa
digunakan untuk pengapuran adalah 1-2,5 ton/ha. Pengapuran diberikan
pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar
bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.
|
|
2.3.
|
Teknik Penanaman
- PenentuanPolaTanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan
tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan
atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang umum digunakan pada
pola monokultur ada beberapa alternatif, yaitu 100 X 100 cm, 100 X
60 cm atau 100 X 40 cm. Bila pola tanam dengan sistem tumpang sari
bisa dengan jarak tanam 150 X 100 cm atau 300 X 150 cm.
- CaraPenanaman
Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela
pohon kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga
bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan
berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.
|
|
2.4.
|
Pemeliharaan Tanaman
- Penyulaman
Untuk bibit yang mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni
dengan cara mencabut dan diganti dengan bibit yang baru/cadangan.
Bibit atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam. Pada
umumnya petani maupun pengusaha mengganti tanaman yang mati dengan
sisa bibit yang ada. Bibit sulaman yang baik seharusnya juga
merupakan tanaman yang sehat dan tepat waktu untuk ditanam.
Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak
terlalu panas. Waktu penyulaman adalah minggu pertama dan minggu
kedua setelah penanaman. Saat penyulaman yang melewati minggu ketiga
setelah penanaman mengakibatkan perbedaan pertumbuhan yang menyolok
antara tanaman pertama dan tanaman sulaman.
- Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput/ tanaman
liar/pengganggu (gulma) yang hidup di sekitar tanaman. Dalam satu
musim penanaman minimal dilakukan 2 (dua) kali penyiangan.
- Pembubunan
Cara pembubunan dilakukan dengan menggemburkan tanah di sekitar
tanaman dan setelah itu dibuat seperti guludan. Waktu pembubunan
dapat bersamaan dengan waktu penyiangan, hal ini dapat menghemat
biaya. Apabila tanah sekitar tanaman Ketela pohon terkikis karena
hujan atau terkena air siraman sehingga perlu dilakukan
pembubunan/di tutup dengan tanah agar akar tidak kelihatan.
- Perempalan/Pemangkasan
Pada tanaman Ketela pohon
perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap
pohon harus mempunyai cabang 2 atau 3 cabang. Hal ini agar batang
pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi di musim tanam
mendatang.
- Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan sistem pemupukan berimbang antara N, P, K
dengan dosis Urea=133–200 kg; TSP=60–100 kg dan KCl=120–200 kg.
Pupuk tersebut diberikan pada saat tanam dengan dosis N:P:K= 1/3 : 1
: 1/3 (pemupukan dasar) dan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan
yaitu sisanya dengan dosis N:P:K= 2/3 : 0 : 2/3.
- PengairandanPenyiraman
Kondisi lahan Ketela pohon dari awal tanam sampai umur + 4–5 bulan
hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada
tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari
sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering
dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara ini dapat merusak
tanah. Sistem yang baik digunakan adalah sistem genangan sehingga
air dapat sampai ke daerah perakaran secara resapan. Pengairan
dengan sistem genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk
seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.
- WaktuPenyemprotanPestisida
Jenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis penyakitnya.
Penyemprotan pestisida paling baik dilakukan pada pagi hari setelah
embun hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida disesuaikan dengan
serangan hama dan penyakit, baca dengan baik penggunaan dosis pada
label merk obat yang digunakan. Apabila hama dan penyakit menyerang
dengan ganas maka dosis pestisida harus lebih akan tetapi
penggunaannya harus hati-hati karena serangga yang menguntungkan
dapat ikut mati.
|
|
|
HAMA DAN PENYAKIT
|
3.1.
|
Hama
a.
|
Uret (Xylenthropus)
Ciri: berada dalam akar dari tanaman.
Gejala: tanaman mati pada
yg usia muda, karena akar batang dan umbi dirusak.
Pengendalian: bersihkan sisa-sisa
bahan organik pada saat tanam dan atau mencampur sevin pada saat
pengolahan lahan.
|
b.
|
Tungau merah (Tetranychus
bimaculatus)
Ciri: menyerang pada permukaan bawah daun
dengan menghisap cairan daun tersebut.
Gejala: daun akan menjadi
kering.
Pengendalian:menanam
varietas toleran dan menyemprotkan air yang banyak.
|
|
3.2.
|
Penyakit
a.
|
Bercak daun bakteri
Penyebab: Xanthomonas
manihotis atau Cassava Bacterial Blight/CBG .
Gejala: bercak-bercak
bersudut pada daun lalu bergerak dan mengakibatkan pada daun kering dan
akhirnya mati.
Pengendalian:menanam
varietas yang tahan, memotong atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit,
melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun
|
b.
|
Layu bakteri (Pseudomonas
solanacearum E.F. Smith)
Ciri: hidup di daun, akar dan
batang.
Gejala: daun yang mendadak
jadi layu seperti tersiram air panas. Akar, batang dan umbi langsung
membusuk.
Pengendalian: melakukan
pergiliran tanaman, menanam varietas yang tahan seperti Adira 1, Adira 2
dan Muara, melakukan pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit berat.
|
c.
|
Bercakdauncoklat(Cercosporaheningsii)
Penyebab: jcendawan yang
hidup di dalam daun.
Gejala:
daun bercak-bercak coklat, mengering, lubang-lubang bulat kecil dan
jaringan daunmati.
Pengendalian:
melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman varietas yang tahan,
pemangkasan pada daun yang sakit serta melakukan sanitasi kebun.
|
d.
|
Bercakdaunkonsentris(Phomaphyllostica)
Penyebab: cendawan yang
hidup pada daun.
Gejala:
adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda.
Pengendalian:memperlebar
jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang
sakit .
|
|
3.3.
|
Gulma
Sistem penyiangan/pembersihan secara menyeluruh dan gulmanya
dibakar/dikubur dalam seperti yang dilakukan umumnya para petani Ketela pohon
dapat menekan pertumbuhan gulma. Namun demikian, gulma tetap tumbuh di
parit/got dan lubang penanaman.
Khusus gulma dari golongan teki (Cyperus sp.) dapat di berantas
dengan cara manual dengan penyiangan yang dilakukan 2-3 kali permusim
tanam. Penyiangan dilakukan sampai akar tanaman tercabut. Secara kimiawi
dengan penyemprotan herbisida seperti dari golongan 2,4-D amin dan sulfonil
urea. Penyemprotan harus dilakukan dengan hati-hati.
Sedangkan jenis gulma lainnya adalah rerumputan yang banyak ditemukan di
lubang penanaman maupun dalam got/parit. Jenis gulma rerumputan yang sering
dijumpai yaitu jenis rumput belulang (Eleusine indica), tuton (Echinochloa
colona), rumput grintingan (Cynodon dactilon),
rumput pahit (Paspalum distichum), dan rumput sunduk gangsir (digitaria
ciliaris). Pembasmian gulma dari golongan rerumputan dilakukan dengan
cara manual yaitu penyiangan dan penyemprotan herbisida berspektrum sempit
misalnya Rumpas 120 EW dengan konsentrasi 1,0-1,5 ml/liter.
|
|
P A N E N
|
4.1.
|
CiridanUmurPanen
Ketela pohon dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai
berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen
tanaman ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan
9–12 bulan untuk varietas Dalam.
|
4.2.
|
CaraPanen
Ketela pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang
tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.
|
|
PASCA PANEN
|
5.1.
|
Pengumpulan
|
|
Hasil
panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh
angkutan.
|
5.2.
|
Penyortiran dan Penggolongan
|
|
Pemilihan
atau penyortiran umbi ketela pohon sebenarnya dapat dilakukan pada saat
pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi ketela pohon dapat
dilakukan setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat.
Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari
kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran
besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis pada daging umbi.
|
5.3.
|
Penyimpanan
|
|
Cara
penyimpanan hasil panen umbi ketela pohon dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a)
|
Buat
lubang di dalam tanah untuk tempat penyimpanan umbi segar ketela pohon
tersebut. Ukuran lubang disesuaikan dengan jumlah umbi yang akan
disimpan.
|
b)
|
Alasi
dasar lubang dengan jerami atau daun-daun, misalnya dengan daun nangka
atau daun ketela pohon itu sendiri.
|
c)
|
Masukkan
umbi ketela pohon secara tersusun dan teratur secara berlapis kemudian
masing-masing lapisan tutup dengan daun-daunan segar tersebut di atas atau
jerami.
|
d)
|
Terakhir
timbun lubang berisi umbi ketela pohon tersebut sampai lubang permukaan
tertutup berbentuk cembung, dan sistem penyimpanan seperti ini cukup awet
dan membuat umbi tetap segar seperti aslinya.
|
|
5.4.
|
Pengemasan dan Pengangkutan
|
|
Pengemasan
umbi ketela pohon bertujuan untuk melindungi umbi dari kerusakan selama
dalam pengangkutan. Untuk pasaran antar kota/ dalam negeri dikemas dan
dimasukkan dalam karung-karung goni atau keranjang terbuat dari bambu agar
tetap segar. Khusus untuk pemasaran antar pulau maupun diekspor, biasanya
umbi ketela pohon ini dikemas dalam bentuk gaplek atau dijadikan tepung
tapioka. Kemasan selanjutnya dapat disimpan dalam karton ataupun
plastik-plastik dalam perbagai ukuran, sesuai permintaan produsen.
Setelah dikemas umbi ketela pohon dalam bentuk segar maupun dalam bentuk
gaplek ataupun tapioka diangkut dengan alat trasportasi baik tradisional
maupun modern ke pihak konsumen, baik dalam maupun luar negeri.
|
|
4.MISI
Misi dari PT. CENTRAL DAYA yaitu
dari hasil prodksi hingga pasca panen maka hasilnya akan dipasarkan dipasar
nasional yaitu Negara Indonesia dan pasar internasional yaitu Negara Eropa,
jepang, korea,china,jerman dan amerika serikat.
5.TUJUAN
Tujuan dari pembudidayaan singkong yang dapat dijadikan sebagai bisnis
dan mensejahterakan rakyat, diantara tujuannya yaitu:
1.agar
para petani bisa menghasilkan ketela pohon berkualitas tinggi
2.Hasil
produktivitas singkong berkualitas tinggi dan dapat diterima dipasar
nasional atau internasional
3.menciptakan
kesempatan kerja
4.dapat
memanfaatkan lahan tidur dengan didaya gunakan sebagai areal budidaya tanaman
singkong.
5.meningkatkan
penghasilan & pendapatan perkapita yang berkaitan dengan produksi,pengelola
,Pemasaran singkong.
6.TARGET
Sebagaimana diuaraikan di atas
peluang pengembangan usaha budi daya singkong sangat terbuka, hal ini tidak
lain karena kebutuhan produk dan beragamnya produk olahan dari bahan dasar
singkong seperti Gaplek, Chips, Pellet, tepung, dengan pangsa pasar untuk dalam
negeri seperti industri makanan & minuman ( kerupuk, Sirup), industri
textile, industri bahan bangunan ( Gips & Keramik ), Industri
kertas, industri pakan ternak, sedagkan untuk pangsa pasar luar negeri dengan
tujuan eksport adalah Negara Masyarakat Ekonomi Eropa, Jepang, Korea, China,
Amerika Serikat, Jerman, dengan pemanfaatan untuk bahan baku farmasi, bahan
baku industri lem, bahan baku industri kertas, dan bahan baku industri pakan
ternak & bensin Etanol.
7.STRATEGI
|
Gambaran
Peluang Agribisnis
Di
pasar Indonesia, produksi Ketela pohon rata-rata mencapai 8,24 ton/ha (data
tahun 1969-1978). Tahun 1983-1991 rata-rata mencapai 11,43 ton/ha.
Peningkatan
produksi umbi ketela pohon kurun waktu 1988-1992 terjadi karena adanya
peningkatan rata-rata hasil per hektar. Walaupun demikian, rata-rata
produktivitas usaha tani ketela pohon ditingkat petani (3 ton/ha) masih lebih
rendah dibandingkan dengan potensi hasilnya (6-10 ton/ha). Luas panen
komoditas ketela pohon yang cenderung terus menurun selama kurun waktu
tersebut ternyata tidak berpengaruh terhadap produksi total. Sementara itu,
sekitar 58% dari total luas panen per tahun masih tersebar di Pulau Jawa.
Dari
segi ekspor, selama periode 1990-1994 ekspor ketela pohon Indonesia mengalami
peningkatan yang cukup besar. Bila pada tahun 1990, ekspor ketela pohon
adalah sebanyak 100 ton, maka pada tahun 1994 jumlah tersebut sudah menjadi
500 ton. Permintaan ketela pohon dalam bentuk tapioka maupun gaplek pada
tahun-tahun yang akan datang diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini
merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk usaha agribisnis ketela pohon.
|
Dari
melihat gambaran peluang agribisnis diatas maka itu bisa menjadi pelajaran dan
motivasi untuk meningkatkan produktivitas dan membantu produktivitas dan penghasilan
usaha petani ketela pohon/singkong, membantu pendapatan para Etrepreneur dan
pemerintah.
Untuk
meningkatkan produktivitas dan pemasaran pastinya memerlukan strategi yang
tepat, diantaranya yaitu:
1. Meningkatkan
kualitas & kuwantitas dapat dengan cara bekerjasama dengan pemerintah untuk
membantu memberi prasarana dalam
produksi kepada entrepreneur dan kelompok petani.
2. Mempelajari
teknologi-teknologi pembuatan ethanol yang siap pakai / proven.
3. Merencanakan
dan membangun (under license) pilot project untuk menunjukan ke-ekonomian dan
kelancaran operasi proses dengan teknologi yang dipilih.
4. Pilot Project dirancang untuk mampu mengolah
multi-crops (sebagai bahan baku ethanol: singkong, jagung, bagasse, jerami).
5. Mengembangkan
budi daya singkong sedemikian rupa sehingga produktivitas singkong menjadi
tinggi dan harga singkong menjadi lebih tinggi, daripada masa lalu murahnya
harga singkong disebabkan karena 60 % harga ethanol ditentukan oleh harga bahan
baku.
6. Melakukan
kerjasama antara kelompok tani,swasta,institusi keuangan dengan BUMD,BUMN,
pihak swasta dalam negri maupun luar negri dan institusi keuangan.
8.RENCANA BIAYA
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
|
10.1.
|
AnalisisUsahaBudidaya
Perkiraan analisis budidaya singkong seluas 1 hektar pola monokultur dalam
satu musim tanam (8 bulan), dengan jarak tanam 100 X 100 cm (populasi +
9.998 tanaman) adalah:
1)
|
Biaya produksi
|
|
|
1.
|
Sewa lahan per
musim (lahan kering)
|
Rp.
500.000,-
|
|
2.
|
Bibit + 11.000
stek @ Rp 30,-
|
Rp. 330.000,-
|
|
3.
|
Pupuk
- Urea: 200 kg @ Rp 1.000,-
- TSP: 100 kg @ Rp 1.800,-
- KCl: 200 kg @ Rp 1.650,-
|
Rp. 200.000,-
Rp. 180.000,-
Rp. 330.000,-
|
|
4.
|
Pestisida: 2 kg
(liter) @ Rp 50.000,-
|
Rp.
100.000,-
|
|
5.
|
Pajak dan
peralatan
|
Rp.
300.000,-
|
|
6.
|
Tenaga kerja
- Pengolahan lahan 70 HKP @ Rp 10.000,-
- Penanaman 5 HKP + 10 HKW
- Pemupukan 10 HKP +25 HKW
- Penyiangan dan pembubunan 20 HKP + 20 HKW
|
Rp. 700.000,-
Rp. 125.000,-
Rp. 287.500,-
Rp. 350.000,-
|
|
7.
|
Panen dan pasca
panen Rp. 250.000,-
|
|
|
|
Jumlah biaya produksi
|
Rp. 3.652.500,-
|
2)
|
Pendapatan 30.000 kg @ Rp 125,-
|
Rp. 4.500.000,-
|
3)
|
Keuntungan
|
Rp. 847.500,-
|
4)
|
Parameter kelayakan usaha
1. Rasio Out/Input
|
=1,232
|
Catatan
: HKP (Hari Kerja Pria); HKW (Hari Kerja Wanita
|
|
|
|
9.KESIMPULAN
Pembudidayaan singkong/ ketela pohon
sangat diperlukan terutama dalam dunia bisnis guna untuk mensejahterakan
rakyat.
Kegunaan
singkong bukan hanya dikhususkan untuk bioethanol , bio-degreble plastic saja
tapi singkong bisa dijadikan sebagai makanan dengan berbagai macam-macam
makanan wisata kuliner dan berbagai rasa yang unik dan dari situ bisa untuk
menambah penghasilan perekonomian.
Penurunan
produksi minyak
bumi nasional dan kenaikan harga minyak dunia yang semakin tinggi perlu
disikapi dengan mencari sumber energi alternatif bersumber pada bahan
terbaharui atau bahan bakar nabati. Bioethanol berbahan baku singkong cukup potensial
untuk dikembangkan mengingat masih tersedianya lahan untuk budidayanya dengan
didukung teknologi budidaya.
Teknologi singkong
mukibat dapat dikembangkan untuk peningkatan produksi singkong untuk bioethanol.
Penggunaan teknologi mukibat dapat meningkatkan produksi singkong antara 30 % sampai
dengan 100 %.
Dengan
adanya pembudidayaan singkong dan bisnis pemasaran singkong maka akan tejalin
kerjasama yang baik antara kelompok petani, swasta, intitusi keuangan,
BUMD,BUMN,entrepreneur dan berbagai Negara yang berkaitan.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking