Woensdag 06 November 2013

CARA MUDAH BELAJAR MENGAJAR BAHASA ARAB

CARA MUDAH BELAJAR MENGAJAR BAHASA ARAB


CARA MUDAH BELAJAR MENGAJAR BAHASA ARAB

Disusun Oleh: Didin Syamsudin, S.Pd.& Muhammad Shoheh, S.Pd.




A. MUQODDIMAH

Bahasa adalah alat komunikasi diantara manusia dalam menyampaikan maksudnya (Imam Asy Syibahaweih, hal: 8). suatu kaum akan menyampaikan maksud atau tujuan mereka kepada kaum yang lain dengan melalui bahasa. Maka dilihat dari kedudukannya, bahasa adalah sesuatu yang harus dipelajari dan dipraktekan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Belajar Bahasa Arab (asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu prinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode (model pengajaran), materi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Bidang keterampilan pada penguasaan Bahasa Arab meliputi kemampuan menyimak (listening competence/ mahaarah al – Istima’), kemampuan berbicara (speaking competence/ mahaarah al-takallum), kemampuan membaca (reading competence/ mahaarah al-qira’ah), dan kemampuan menulis (writing competence/ mahaarah al - Kitaabah).
Setiap anak manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap bahasa, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun diantara perbedaan-perbedaan tersebut adalah tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri dan minat serta ketekunannya mempelajari bahasa asing akan lebih sulit difahami daripada bahasa Ibu (Bahasa Sendiri) karena selain kosa kata yang jarang digunakan, struktur kata dan kalimatpun memerlukan waktu khusus untuk dipelajari. Oleh sebab itu, pengajaran Bahasa Asing dalam lembaga formal dan informal memerlukan metode pengajaran yang tepat sesuai dengan tujuan umum pengajaran bahasa itu sendiri.
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa Asing (Luar bahasa pribumi) yang penyebarannya sudah banyak ditemukan di beberapa daerah dan negara. Proses penyebaran bahasa Arab diberbagai Negara adalah pengaruh dari perkembangan Agama Islam yang mana sumber ajaran Agama Islam (al Quran dan As Sunah) menggunakan bahasa Arab.

B. TUJUAN BELAJAR BAHASA ARAB
Ada dua tujuan belajar bahasa arab :
1. Memahami bahasa Al-Quran sebagai bahasa wahyu ilahi.
2. Memahami bahasa komunikasi kedua di dunia setelah bahasa inggris.

C. KENDALA-KENDALA DALAM MEMPELAJARI BAHASA ARAB
Dalam mempelajari bahasa Arab sebagai alat komunikasi akan lebih sulit dirasakan oleh semua pelajar karena beberapa alasan:
1. Kurangnya kemampuan murid dalam menguasai kosa kata (Bahasa keseharian (Komunikasi Informal) dengan Bahasa Resmi ( komunikasi Formal, walaupun sumber bacaan cukup memadai untuk memudahkan murid mengenali kosa kata Bahasa Arab, seperti Kamus Kontemporer Krapyak Jogjakarta, Kamus Mahmud Yunus, kamus Al Munawwir atau kamus percakapan yang lain, namun penggunaan kosa kata dalam komunikasi verbal sangat minim.
2. Orientasi pengajaran bahasa hanya untuk mengenali kaidah bahasa ( Nahwu Sharaf, Ilmu Balagah, Ilmu Mantiq ) sehingga murid dituntut untuk menguasai konsep kebahasaan daripada praktek mengkomunikasikan bahasa itu sendiri.
3. Metode pengajaran bahasa yang hanya merangsang murid untuk bisa menerjemahkan struktur Bahasa Arab yang tersusun dengan aplikasi konsep kaidah bahasa Arab mengakibatkan murid hanya memiliki semangat untuk menerjemahkan dan ini akan menimbulkan kefasifan dalam berbicara
Dengan melihat fenomena diatas, maka Pengajaran Bahasa Arab untuk masa sekarang, bagi murid-murid lebih diarahkan kepada proses pengajaran dalam komunikasi verbal daripada nonverbal sehingga keahlian ini akan memberikan keuntungan yang banyak untuk para pelajar dalam mengembangkan kemampuan bahasa Arab sesuai dengan maksud bahasa itu sendiri.

D. PRINSIP DASAR BELAJAR BAHASA ARAB
Ada lima prinsip dasar dalam pengajaran bahasa Arab asing, yaitu prinsip prioritas dalam proses penyajian, prinsip koreksitas dan umpan balik, prinsip bertahap, prinsip penghayatan, serta korelasi dan isi;
1. Prinsip prioritas (الأولاويات). Dalam pembelajaran Bahasa Arab, ada prinsip-prinsip prioritas dalam penyampaian materi pengajaran, yaitu; pertama, mengajarkan mendengarkan, dan bercakap sebelum menulis. Kedua, mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan kata. Ketiga, menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan sehari-hari sebelum mengajarkan bahasa sesuai dengan penutur Bahasa Arab.
a. Mendengar dan berbicara terlebih dahulu daripada menulis. Prinsip ini berangkat dari asumsi bahwa pengajaran bahasa yang baik adalah pengajaran yang sesuai dengan perkembangan bahasa yang alami pada manusia, yaitu setiap anak akan mengawali perkembangan bahasanya dari mendengar dan memperhatikan kemudian menirukan. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan mendengar/ menyimak harus lebih dulu dibina, kemudian kemampuan menirukan ucapan, lalu aspek lainnya seperti membaca dan menulis. Ada beberapa teknik melatih pendengaran/ telinga,yaitu:
• Guru bahasa asing (Arab) hendaknya mengucapkan kata-kata yang beragam, baik dalam bentuk huruf maupun dalam kata. Sementara peserta didik menirukannya di dalam hati secara kolektif.
• Guru bahasa asing kemudian melanjutkan materinya tentang bunyi huruf yang hampir sama sifatnya. Misalnya: ه - ح, ء - ع س– ش, ز – ذ , dan seterusnya.
• Selanjutnya materi diteruskan dengan tata bunyi yang tidak terdapat di dalam bahasa ibu (dalam hal ini bahasa indonesia, -edt) peserta didik, seperti: خ, ذ, ث, ص, ض dan seterusnya.
Adapun dalam pengajaran pengucapan dan peniruan dapat menempuh langkah-langkah berikut:
• Peserta didik dilatih untuk melafalkan huruf-huruf tunggal yang paling mudah dan tidak asing, kemudian dilatih dengan huruf-huruf dengan tanda panjang dan kemudian dilatih dengan lebih cepat dan seterusnya dilatih dengan melafalkan kata-kata dan kalimat dengan cepat. Misalnya : بى, ب, با, بو dan seterusnya.
• Mendorong peserta didik ketika proses pengajaran menyimak dan melafalkan huruf atau kata-kata untuk menirukan intonasi, cara berhenti, maupun panjang pendeknya.
b. Mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan kata. Dalam mengajarkan struktur kalimat, sebaiknya mendahulukan mengajarkan struktur kalimat/nahwu, baru kemudian masalah struktur kata/sharaf. Dalam mengajarkan kalimat/jumlah sebaiknya seorang guru memberikan hafalan teks/bacaan yang mengandung kalimat sederhana dan susunannya benar.
Oleh karena itu, sebaiknya seorang guru bahasa Arab dapat memilih kalimat yang isinya mudah dimengerti oleh peserta didik dan mengandung kalimat inti saja, bukan kalimat yang panjang (jika kalimatnya panjang hendaknya di penggal – penggal). Contoh: اشتريت سيارة صغيرة بيضاء مستعملة مصنوعة في اليا بان Kemudian dipenggal - penggal menjadi : اشتريت سيارة اشتريت سيارة صغيرة اشتريت سيارة صغيرة بيضاء Dan seterusnya..
2. Prinsip korektisitas (الدقة), Prinsip ini diterapkan ketika sedang mengajarkan materi الأصوات (fonetik), التراكب (sintaksis), dan المعانى (semiotic). Maksud dari prinsip ini adalah seorang guru bahasa Arab hendaknya jangan hanya bisa menyalahkan pada peserta didik, tetapi ia juga harus mampu melakukan pembetulan dan membiasakan pada peserta didik untuk kritis pada hal-hal berikut: Pertama, korektisitas dalam pengajaran (fonetik). Kedua, korektisitas dalam pengajaran (sintaksis). Ketiga, korektisitas dalam pengajaran (semiotic).
a. Korektisitas dalam pengajaran fonetik Pengajaran aspek keterampilan ini melalui latihan pendengaran dan ucapan. Jika peserta didik masih sering melafalkan bahasa ibu, maka guru harus menekankan latihan melafalkan dan menyimak bunyi huruf Arab yang sebenarnya secara terus-menerus dan fokus pada kesalahan peserta didik.
b. Korektisitas dalam pengajaran sintaksis Perlu diketahui bahwa struktur kalimat dalam bahasa satu dengan yang lainnya pada umumnya terdapat banyak perbedaan. Korektisitas ditekankan pada pengaruh struktur bahasa ibu terhadap Bahasa Arab. Misalnya, dalam bahasa Indonesia kalimat akan selalu diawali dengan kata benda (subyek), tetapi dalam bahasa Arab kalimat bisa diawali dengan kata kerja ( فعل ).
c. Korektisitas dalam pengajaran semiotik Dalam bahasa Indonesia pada umumnya setiap kata dasar mempunyai satu makna ketika sudah dimasukan dalam satu kalimat. Tetapi, dalam bahasa Arab, hampir semua kata mempunyai arti lebih dari satu, yang lebih dikenal dengan istilah mustarak (satu kata banyak arti) dan mutaradif (berbeda kata sama arti). Oleh karena itu, guru bahasa Arab harus menaruh perhatian yang besar terhadap masalah tersebut. Ia harus mampu memberikan solusi yang tepat dalam mengajarkan makna dari sebuah ungkapan karena kejelasan petunjuk.
3. Prinsip Berjenjang ( التدرج), Jika dilihat dari sifatnya, ada 3 kategori prinsip berjenjang, yaitu: pertama, pergeseran dari yang konkrit ke yang abstrak, dari yang global ke yang detail, dari yang sudah diketahui ke yang belum diketahui. Kedua, ada kesinambungan antara apa yang telah diberikan sebelumnya dengan apa yang akan ia ajarkan selanjutnya. Ketiga, ada peningkatan bobot pengajaran terdahulu dengan yang selanjutnya, baik jumlah jam maupun materinya.
a. Jenjang Pengajaran mufrodat Pengajaran kosa kata hendaknya mempertimbangkan dari aspek penggunaannya bagi peserta didik, yaitu diawali dengan memberikan materi kosa kata yang banyak digunakan dalam keseharian dan berupa kata dasar. Selanjutnya memberikan materi kata sambung. Hal ini dilakukan agar peserta didik dapat menyusun kalimat sempurna sehingga terus bertambah dan berkembang kemampuannya.
b. Jenjang Pengajaran Qowaid (Morfem) Dalam pengajaran Qowaid, baik Qowaid Nahwu maupun Qowaid Sharaf juga harus mempertimbangkan kegunaannya dalam percakapan/keseharian. Dalam pengajaran Qawaid Nahwu misalnya, harus diawali dengan materi tentang kalimat sempurna (Jumlah Mufiidah), namun rincian materi penyajian harus dengan cara mengajarkan tentang isim, fi’il, dan huruf.
c. Tahapan pengajaran makna ( دلالة المعانى) Dalam mengajarkan makna kalimat atau kata-kata, seorang guru bahasa Arab hendaknya memulainya dengan memilih kata-kata/kalimat yang paling banyak digunakan/ditemui dalam keseharian meraka. Selanjutnya makna kalimat lugas sebelum makna kalimat yang mengandung arti idiomatic. Dilihat dari teknik materi pengajaran bahasa Arab, tahapan-tahapannya dapat dibedakan sebagai berikut: pertama, pelatihan melalui pendengaran sebelum melalui penglihatan. Kedua, pelatihan lisan/pelafalan sebelum membaca. Ketiga, penugasan kolektif sebelum individu. Langkah-langkah aplikasi ( الصلابة والمتا نة) Ada delapan langkah yang diperlukan agar teknik diatas berhasil dan dapat terlaksana, yaitu:
• Memberikan contoh-contoh sebelum memberikan kaidah gramatika, karena contoh yang baik akan menjelaskan gramatika secara mendalam daripada gramatika saja.
• Jangan memberikan contoh hanya satu kalimat saja, tetapi harus terdiri dari beberapa contoh dengan perbedaan dan persamaan teks untuk dijadikan analisa perbandingan bagi peserta didik.
• Mulailah contoh-contoh dengan sesuatu yang ada di dalam ruangan kelas/media yang telah ada dan memungkinkan menggunakannya.
• Mulailah contoh-contoh tersebut dengan menggunakan kata kerja yang bisa secara langsung dengan menggunakan gerakan anggota tubuh.
• Ketika mengajarkan kata sifat hendaknya menyebutkan kata-kata yang paling banyak digunakan dan lengkap dengan pasangannya. Misalnya hitam-putih, bundar-persegi.
• Ketika mengajarkan huruf jar dan maknanya, sebaiknya dipilih huruf jar yang paling banyak digunakan dan dimasukkan langsung ke dalam kalimat yang paling sederhana. Contoh Jumlah ismiyyah: الكتاب في الصندوق, Contoh jumlah fi’iliyah : خرج الطاب من الفصل
• Hendaknya tidak memberikan contoh-contoh yang membuat peserta didik harus meraba-raba karena tidak sesuai dengan kondisi pikiran mereka. Peserta didik diberikan motivasi yang cukup untuk berekspresi melalui tulisan, lisan bahkan mungkin ekspresi wajah, agar meraka merasa terlibat langsung dengan proses pengajaran yang berlangsung

E. METODE PENGAJARAN BAHASA ARAB
Ibnu khaldun berkata, “Sesungguhnya pengajaran itu merupakan profesi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan kecermatan karena ia sama halnya dengan pelatihan kecakapan yang memerlukan kiat, strategi dan ketelatenan, sehingga menjadi cakap dan professional.” Penerapan metode pengajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien sebagai media pengantar materi pengajaran bila penerapannya tanpa didasari dengan pengetahuan yang memadai tentang metode itu. Sehingga metode bisa saja akan menjadi penghambat jalannya proses pengajaran, bukan komponen yang menunjang pencapaian tujuan, jika tidak tepat aplikasinya. Oleh karena itu, penting sekali untuk memahami dengan baik dan benar tentang karakteristik suatu metode. Secara sederhana, metode pengajaran bahasa Arab dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: pertama, metode tradisional/klasikal dan kedua, metode modern. Metode pengajaran bahasa Arab tradisional adalah metode pengajaran bahasa Arab yang terfokus pada “bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab, baik aspek gramatika/sintaksis (Qowaid nahwu), morfem/morfologi (Qowaid as-sharf) ataupun sastra (adab). Metode yang berkembang dan masyhur digunakan untuk tujuan tersebut adalah Metode qowaid dan tarjamah. Metode tersebut mampu bertahan beberapa abad, bahkan sampai sekarang pesantren-pesantren di Indonesia, khususnya pesantren salafiah masih menerapkan metode tersebut. Hal ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: Pertama, tujuan pengajaran bahasa arab tampaknya pada aspek budaya/ilmu, terutama nahwu dan ilmu sharaf. Kedua kemampuan ilmu nahwu dianggap sebagai syarat mutlak sebagai alat untuk memahami teks/kata bahasa Arab klasik yang tidak memakai harakat, dan tanda baca lainnya. Ketiga, bidang tersebut merupakan tradisi turun temurun, sehingga kemampuan di bidang itu memberikan “rasa percaya diri (gengsi) tersendiri di kalangan mereka”. Metode pengajaran bahasa Arab modern adalah metode pengajaran yang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai alat. Artinya, bahasa Arab dipandang sebagai alat komunikasi dalam kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa tersebut secara aktif dan mampu memahami ucapan/ungkapan dalam bahasa Arab. Metode yang lazim digunakan dalam pengajarannya adalah metode langsung (tariiqah al - mubasysyarah). Munculnya metode ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak kecil belajar bahasa. Penjelasan:
1. Metode Qowa’id dan tarjamah (Tariiqatul al Qowaid Wa Tarjamah)
Penerapan metode ini lebih cocok jika tujuan pengajaran bahasa Arab adalah sebagai kebudayaan, yaitu untuk mengetahui nilai sastra yang tinggi dan untuk memiliki kemampuan kognitif yang terlatih dalam menghafal teks-teks serta memahami apa yang terkandung di dalam tulisan-tulisan atau buku-buku teks, terutama buku Arab klasik, Ciri metode ini adalah:
a. Peserta didik diajarkan membaca secara detail dan mendalam tentang teks-teks atau naskah pemikiran yang ditulis oleh para tokoh dan pakar dalam berbagai bidang ilmu pada masa lalu baik berupa sya’ir, naskah (prosa), kata mutiara (alhikam), maupun kiasan-kiasan (amtsal).
b. Penghayatan yang mendalam dan rinci terhadap bacaan sehingga peserta didik memiliki perasaan koneksitas terhadap nilai sastra yang terkandung di dalam bacaan. (bahasa Arab - bahasa ibu).
c. Menitikberatkan perhatian pada kaidah gramatika (Qowa’id Nahwu/Sharaf) untuk menghafal dan memahami isi bacaan.
d. Memberikan perhatian besar terhadap kata-kata kunci dalam menerjemah, seperti bentuk kata kiasan, sinonim, dan meminta peserta didik menganalisis dengan kaidah gramatikal yang sudah diajarkannya (mampu menerjemah bahasa ibu ke dalam Bahasa Arab)
e. Peserta tidak diajarkan menulis karangan dengan gaya bahasa yang serupa / mirip, dengan gaya bahasa yang dipakai para pakar seperti pada bacaan yang telah dipelajarinya, terutama mengenai penggunaan model gaya bahasa, al – itnab at Tasbi’ al Istiarah yang merupakan tren / gaya bahasa masa klasik.
Aplikasi Metode Qowa’id dan tarjamah dalam proses pembelajaran;
a. Guru mulai mendengarkan sederetan kalimat yang panjang yang telah dibebankan kepada peserta didik untuk menghafalkan pada kesempatan sebelumnya dan telah dijelaskan juga tentang makna dari kalimat-kalimat itu.
b. Guru memberikan kosa kata baru dan menjelaskan maknanya ke dalam bahasa local/bahasa ibu sebagai persiapan materi pengajaran baru.
c. Selanjutnya guru meminta salah satu peserta didik untuk membaca buku bacaan dengan suara yang kuat (Qiroah jahriah) terutama menyangkut hal-hal yang biasanya peserta didik mengalami kesalahan dan kesulitan dan tugas guru kemudian adalah membenarkan.
d. Kegiatan membaca teks ini diteruskan hingga sekuruh peserta didik mendapat giliran. e.Setelah itu siswa yang dianggap paling bisa untuk menterjemahkan, kemudian selanjutnya diarahkan pada pemahaman struktur gramatikanya12.
2. Metode langsung (al Thariiqatu al Mubaasyarah)
Penekanan pada metode ini adalah pada latihan percakapan terus-menerus antara guru dan peserta didik dengan menggunakan bahasa Arab tanpa sedikitpun menggunakan bahasa ibu, baik dalam menjelaskan makna kosa kata maupun menerjemah, (dalam hal ini dibutuhkan sebuah media). Perlu menjadi bahan revisi disini adalah bahwa dalam metode langsung, bahasa Arab menjadi bahasa pengantar dalam pengajaran dengan menekankan pada aspek penuturan yang benar ( al - Nutqu al – Shahiih), oleh karena itu dalam aplikasinya, metode ini memerlukan hal-hal berikut;
a. Materi pengajaran pada tahap awal berupa latihan oral (syafawiyah)
b. Materi dilanjutkan dengan latihan menuturkan kata-kata sederhana, baik kata benda ( isim) atau kata kerja ( fi’il) yang sering didengar oleh peserta didik.
c. Materi dilanjutkan dengan latihan penuturan kalimat sederhana dengan menggunakan kalimat yang merupakan aktifitas peserta didik sehari-hari.
d. Peserta didik diberikan kesempatan untuk berlatih dengan cara Tanya jawab dengan guru/sesamanya.
e. Materi Qiro’ah harus disertai diskusi dengan bahasa Arab, baik dalam menjelaskan makna yang terkandung di dalam bahan bacaan ataupun jabatan setiap kata dalam kalimat.
f. Materi gramatika diajarkan di sela-sela pengajaran,namun tidak secara mendetail.
g. Materi menulis diajarkan dengan latihan menulis kalimat sederhana yang telah dikenal/diajarkan pada peserta didik.
h. Selama proses pengajaran hendaknya dibantu dengan alat peraga/media yang memadai. Penutup Sebagai penutup, bahwa alur makalah ini lebih menekankan tentang pentingnya: Seorang guru (pendidik) sebaiknya memahami prinsip - prinsip dasar pengajaran bahasa Arab diatas sebagai bahasa asing dengan menggunakan metode yang memudahkan peserta didik dan tidak banyak memaksakan peserta didik ke arah kemandegan berbahasa. Adapun bagi bagi seorang siswa, bahwasanya belajar bahasa apapun, semuanya membutuhkan proses, banyak latihan dan banyak mencoba.
Penelitian tentang metodologi pengajaran Bahasa Asing ( Bahasa Arab ) kepada para pelajar pribumi cukup minim sekali sehingga mengakibatkan adanya ketimpangan antara proses pengajaran dengan kemampuan kebahasaan.
Pada saat ini perlu kiranya mereposisi kembali metode pengajaran bahasa Arab sesuai dengan tujuan bahasa itu sendiri sebagai alat komunikasi dan alat akulturasi budaya, antara lain:
1. Murid lebih diperkenalkan bahasa populer yang digunakan oleh penutur bahasa Arab asli dengan menghadirkan native speaker
2. Metode pengajaran Bahasa lebih menekankan kepada kemampuan komunikasi verbal daripada non verbal.
3. Materi pengajaran Bahasa Arab tidak hanya memperkenalkan tentang kosa kata, struktur bahasa akan tetapi lebih dikembangkan kepada pengenalan terhadap budaya Timur tengah sebagai produk bahasa
4. Materi konsep dan penerapan didudukan dalam proporsional, waktu belajar, muatan materi dan sumber belajar

F. TIPS DAN TRIK MUDAH MEMAHAMI BAHASA ARAB
1. Tetapkan Tujuan
Agar lebih mudah dalam memotivasi diri Anda belajar, Anda harus mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan-tujuan tersebut dapat berjangka pendek ataupun panjang. Salah satu tujuan jangka pendek dalam belajar bahasa Arab adalah mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa arab. Sedangkan tujuan jangka panjang bisa memahami bahasa Alquran.
2. Siap Bekerja Keras
Belajar suatu bahasa tidaklah mudah. Banyak orang yang mempunyai kesibukan lain selain belajar bahasa Arab. Anda harus mengerti akan hal ini dan bersabar dalam proses belajar Anda. Namun tidak banyak yang akan Anda capai bila Anda tidak berusaha. Kami dapat menyediakan para instruktur yang berkualitas untuk Anda. Namun, kemajuan Anda banyak bergantung pada diri Anda sendiri.
3. Luangkan Waktu
Banyak di antara kita mempunyai kehidupan yang sibuk dan biasanya tidak mudah untuk memasukkan hal baru ke dalam rutinitas sehari-hari kita. Belajar bahasa Arab membutuhkan disiplin. Anda perlu meluangkan waktu untuk belajar dan benar-benar belajar pada saat itu. Tidak masalah bila Anda mengalihkannya dengan alasan Anda terlalu lelah sesekali, tetapi jangan menjadikan itu suatu kebiasaan. Jadikan bahasa Arab bagian yang tak terpisahkan dari jadwal rutinitas Anda.
4. Bertanyalah
Jangan takut untuk bertanya. Guru-guru anda akan membantu Anda.
5. Lakukan Pekerjaan Tambahan
Mempunyai seorang guru yang akan memberikan instruksi dan bimbingan kepada Anda sangatlah penting. Namun, sebenarnya Anda juga dapat belajar sendiri; yang mana hal ini dapat membuat Anda menjadi seorang pelajar bahasa yang sukses. Jangan menunggu hanya saat kelas saja baru mengeluarkan buku bahasa Arab Anda.
6. Nonton Film Berbahasa Arab
Ini cara terbaik belajar bahasa pergaulan dan melatih kemampuan mendengar. Anda tidak harus mengerti setiap kata untuk mengerti kejadian di film. Gunakan teks bahasa Arab untuk membantu Anda mengerti –juga cara terbaik untuk melatih kemampuan membaca. Pilih film yang mudah dimengerti. Film-film dengan dialog singkat, diikuti dengan jeda tanpa dialog adalah yang paling ideal, karena memberikan waktu untuk menyerap bahasa tersebut. Film romantis termasuk dalam kategori ini.
7. Dengarkan Lagu Bahasa Arab
Musik bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk belajar bahasa Arab. Lain kali jika Anda pergi ke tempat karaoke atau bernyanyi di depan TV rumah Anda, cobalah menyanyikan satu lagu bahasa Arab. Ini cara yang baik untuk melatih mengekspresikan diri dalam berbahasa Arab dan meningkatkan pengertian orang terhadap apa yang Anda katakan pada mereka dalam bahasa Arab.
8. Membaca
Membaca adalah cara terbaik untuk belajar kosa kata baru. Cobalah membaca cerita-cerita pendek daripada cerita novel yang panjang. Biasanya cerita ini terbagi dalam beberapa bab pendek yang dapat dibaca dan dianalisa bahasanya. Anda tidak harus mengerti setiap kata yang tertulis. Coba mengerti artinya secara umum. Garis-bawahi kata-kata yang tidak mengerti dan cobalah menerka artinya berdasarkan hubungan kalimat. Lalu gunakan kamus Anda untuk mencari dan melihat apakah Anda benar. Gunakan graded readers (buku belajar membaca).
Biasanya tersedia sejumlah pertanyaan untuk menguji pemahaman Anda terhadap apa yang baru Anda baca.
9. Bergabung dengan Annadi Al lughawi
Cari komunitas yang atau lingkungan yang membiasakan menggunakan bahasa arab untuk komunikasi, kalau tidak ada maka carilah teman yang mau diajak untuk bergabung membuat club bahasa tersebut, Bergabunglah bersama mereka. Ajukan pertanyaan. Kesempatan bertemu dengan orang-orang yang tertarik untuk belajar bahasa Arab seperti Anda.
10. Gunakan Internet
Internet adalah penemuan yang menakjubkan, yang mengubah cara hidup kita. Walaupun menyenangkan bisa membaca “People” setiap hari atau ngobrol dengan teman-teman secara online, rasanya sia-sia bila kita tidak menggunakan internet untuk belajar bahasa.
11. Baca Surat Kabar Berbahasa Arab
Tersedia beberapa surat kabar yang menyediakan informasi dan materi yang menarik untuk dibaca.
12. Dengarkan Radio
Coba dengarkan radio dari bagian dunia yang menggunakan bahasa Arab.
13. Chat
Anda dapat menggunakan MSN, Yahoo dan program chat lainnya untuk bercakap-cakap dalam bahasa Arab secara online. Coba cari beberapa teman Anda yang berbahasa Arab. Bila Anda menggunakan Skype, ajak teman-teman Anda untuk menggunakannya juga dan telepon mereka secara gratis melalui komputer Anda.
14. Jangan Malu-malu
Ada beberapa cara kuno yang walaupun aneh kedengarannya namun bisa membantu: Meningkatkan pelafalan Anda: Gunakan cermin untuk berlatih membuat bunyi-bunyi yang sulit dalam bahasa Arab; rekam saat Anda berbicara bahasa Arab dan dengarkan setelahnya, perhatikan penekanan, intonasi dan fonem Anda.
15. Berpikir dalam bahasa Arab:
Lakukan percakapan imajinasi Anda dalam bahasa Arab. Pikirkan apa yang hendak Anda katakan.Berbicaralah dengan teman Anda menggunakan bahasa Arab: Cobalah berbicara dalam bahasa Arab dengan teman teman Anda. Tidak perlu kuatir dengan pelafalan yang kurang bagus – berbicara secara teratur akan meningkatkan rasa percaya diri Anda dan Anda akan maju lebih pesat.
Sebaik apaun metode, strategi yang di tawarkan ahli, tidak akan mampu meningkatkan prestasi berbahasa seseorang, tanapa membiasakan diri untuk membaca, melatih dan mencoba untuk dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari minimal dengan komunitas berbahasa.

Daftar Pustaka

Syihabudin, M.A. (2005). “Penerjemahan Arab Indonesia”. Teori dan Praktek. Bandung:HUMANIORA.
Audah, A. (1996). “Masalah Penerjemahan Arab-Indonesia”. Berita Buku (8). 56, 27-29.
Munir M.Ag. (2005). “Pengajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing”. Rekonstruksi dan Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam. Yogyakarta : Global Pustaka Utama.
Mujahid, A.K. (1985). Ad-Dilalah al-Lughawiyyah `Indal ~Arab. Yordania: Daru ad-Dhiya.
Moeliomo, A.M. (1985). Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.
Kridalaksana, H. (1984) ”Sintaksis Fungsional: Sebuah Sintesis”. Dalam Penyelidikan Bahasa dan Perkembangan Wawasannya. Jakarta: Masyarakat Linguistik Indonesia.
‘Atha, I.M. (1996). Thuruqu Tadris al – Lughah al – ‘Arabiyah Wa al – Tarbiyah al – Diniyah. Kairo: Maktabah al – Nahdhah al – Mishriyah.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking